Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
3 Tokoh di Balik Sejarah Indische Partij
14 Oktober 2023 23:06 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Indische Partij didirikan oleh tiga tokoh yang dikenal dengan sebutan tiga serangkai. Siapa saja tiga tokoh tersebut? Berikut akan dibahas mengenai tokoh di balik sejarah Indische Partij.
Sejarah Indische Partij
Mengutip buku Sejarah milik Habib Mustopa, Indische Partij berdiri tanggal 25 Desember 1912 di Bandung, Jawa Barat. Organisasi tersebut lahir sebagai pengganti organisasi Indische Bond, sebuah organisasi Indonesia-Eropa yang didirikan tahun 1898.
Pendirian Indische Partij bermula dari kekecewaan Douwes Dekker terhadap diskriminasi dan ketimpangan status antara masyarakat Indonesia asli, masyarakat Indonesia-Eropa, dan Belanda.
Ketika itu, akses pendidikan, sosial, dan ekonomi hanya berpihak pada Belanda. Sebagian kaum campuran Indonesia-Eropa juga dipermudah dalam mendapatkan akses. Namun, masyarakat Indonesia asli justru kesulitan bahkan sampai tidak mendapatkan akses.
ADVERTISEMENT
Tujuan Indische Partij
Indische Partij mempunyai 2 tujuan, yaitu:
Tokoh Indische Partij
Indische Partij didirikan oleh sejumlah tokoh yang disebut sebagai tiga serangkai, antara lain:
1. Douwes Dekker
Douwes Dekker adalah tohoh keturunan Belanda, Prancis, Jerman, dan Jawa. Keluarganya sendiri merupakan keturunan Eropa yang tinggal di Hindia Belanda.
Douwes Dekker dibesarkan di Indonesia yang menempuh pendidikan di HBS, Batavia. Ketika menginjak usia dewasa, ia bergabung sebagai wartawan dan penulis di beberapa surat kabar. Selain itu, ia juga termasuk aktivis politik hingga akhir mampu mendirikan organisasi Indische Partij.
2. Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo merupakan keturunan priyayi yang berkesempatan sekolah di Stovia. Kendati demikian, ia menentang gagasan bahwa priyayi harus tunduk pada pemerintah Belanda. Ia menjadi salah satu sosok yang berani mengkritik pemerintah Belanda, yang dianggap merendahkan martabat bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, kritikan yang dilontarkan tidak membuat kolonial membencinya karena Cipto Mangunkusumo berjasa besar dalam membasmi wabah pes di Malang pada masa itu. Namun, penghargaan yang diberikan Belanda tidak membuatnya berhenti untuk menentang pemerintah Belanda.
3. Ki Hajar Dewantara
Nama asli Ki Hajar Dewantara adalah Suwardi Suryaningrat. Keturunan bangsawan dengan julukan Pangeran Suryaningrat ini merupakan putra pertama Paku Alam III.
Oleh sebab itu, Ki Hajar Dewantara mempunyai akses pendidikan yang baik dan bersekolah di ELS. Setelah itu, ia melanjutkan sekolah di Stovia mengambil sekolah kedokteran. Akan tetapi, ia justru menaruh minat pada dunia jurnalistik.
Sejak itu, Ki Hajar Dewantara sering mengirim tulisan ke berbagai dunia massa, termasuk tulisan yang isinya mengkritik pemerintah Belanda.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai tiga tokoh di balik sejarah Indische Partij. (SP)