Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
3 Tokoh Sarekat Islam Merah yang Memiliki Peran Penting
10 Maret 2024 22:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam sejarahnya, organisasi Sarekat Islam telah memiliki cukup banyak massa dan mengalami perkembangan yang pesat semasa masih berlangsung. Oleh karena tokoh Sarekat Islam Merah yang memiliki peran penting perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, Sarekat Islam adalah organisasi politik yang didirikan di awal abad ke-20.
Pada artikel ini, akan menjelaskan tokoh Sarekat Islam Merah yang memiliki peran penting.
Tokoh Sarekat Islam Merah yang Memiliki Peran Penting
Setelah tahun 1929, terjadi agitasi dari para golongan komunis melalui tokoh Semaun dan Darsono ke dalam organisasi Sarekat Islam, yang kemudian menyebabkan Sarekat Islam terpecah menjadi dua bagian, yakni Sarekat Islam Merah dan Sarekat Islam Putih. Ada tiga penting tokoh Sarekat Islam Merah, yaitu sebagai berikut:
Sarekat Islam Merah sendiri berhaluan kiri yang kegiatannya berpusat di Semarang, Jawa Tengah, dan dipimpin oleh Semaun.
Semaun pertama kali mengenal konsep komunisme dari Henk Sneevliet yang lebih dulu mendirikan organisasi komunis pada 1914 yang bernama Indische Social Democratische Vereniging.
ADVERTISEMENT
Misi organisasi Sneevliet sendiri adalah untuk menanamkan paham marxisme-komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia. Salah satu cara agar misinya dapat berjalan adalah dengan menyebarkan paham komunisme lewat organisasi buruh kereta api di Semarang.
Tidak hanya itu, Sneevliet juga menyebarkan pahamnya melalui organisasi Sarekat Islam , yang merupakan organisasi besar di Indonesia saat itu. Sneevliet menyebarkan paham komunisnya melalui Semaun, Alimin, Darsono, dan sejumlah tokoh SI lainnya.
Setelah mendengar penjelasan mengenai paham komunisme dari Sneevliet, Semaun merasa tertarik. Setelahnya Semaun menjadi sekretaris ISDV di Surabaya, Jawa Timur.
Kemudian di tahun 1917, Semaun bertemu dengan tokoh Sarekat Islam lainnya, yaitu Darsono yang kemudian ikut bergabung bersamanya.
Kemudian Alimin juga ikut bergabung dalam organisasi tersebut dan menjadi pimpinan untuk wilayah Jakarta sejak tahun 1918. Dalam perkembangannya, Semaun berniat mengubah perjuangan Sarekat Islam lebih ke arah komunis.
ADVERTISEMENT
Hal ini tentu tidak langsung diterima begitu saja oleh anggota Sarekat Islam lainnya. Sarekat Islam pun terpecah menjadi dua, yaitu SI Merah dan SI Putih karena memiliki pandangan politik yang berbeda.
Setelah perpecahan terjadi, Sarekat Islam Merah berfokus untuk menyebarkan paham komunisme. Semaun menjadi pemimpin Sarekat Islam Merah.
Sedangkan Sarekat Islam Putih dipimpin oleh Tjokroaminoto yang memiliki haluan kanan. Secara garis besar Sarekat Islam Merah menentang adanya pencampuran agama dan politik dalam organisasi Sarekat Islam.
Demikian penjelasan tokoh Sarekat Islam Merah yang memiliki peran penting. (ARH)