Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.5
21 Ramadhan 1446 HJumat, 21 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
4 Jenis Aksara Sunda dan Fungsinya sebagai Warisan Budaya Sunda
20 Maret 2025 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jenis aksara Sunda merupakan sistem tulisan yang telah digunakan sejak abad ke-14 hingga abad ke-18 di wilayah barat Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya memiliki nilai historis tinggi karena mencerminkan perkembangan budaya dan bahasa Sunda dari masa ke masa. Sistem aksara ini juga mengalami beberapa modifikasi agar tetap relevan dengan perkembangan bahasa Sunda modern.
Jenis Aksara Sunda
Dikutip dari laman p2k.stekom.ac.id, jenis aksara Sunda terdiri dari empat bentuk utama, yaitu Aksara Sunda Kuno, Aksara Sunda Cacarakan, Aksara Sunda Pegon, dan Aksara Sunda Baku.
Masing-masing memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaannya. Berikut penjelasannya.
1. Aksara Sunda Kuno
Aksara Sunda Kuno merupakan bentuk aksara yang berkembang di wilayah barat Pulau Jawa sejak abad ke-14 hingga abad ke-18. Aksara ini digunakan dalam penulisan Bahasa Sunda Kuno, terutama pada naskah-naskah yang ditulis di daun lontar.
Sejarah penggunaannya dapat ditemukan dalam prasasti-prasasti kuno, seperti Prasasti Astana Gede di Ciamis dan Prasasti Kebantenan di Bekasi.
ADVERTISEMENT
Bentuknya berasal dari Aksara Kawi Jawa Kuno dan Aksara Pallawa, dengan modifikasi yang khas sesuai perkembangan budaya Sunda.
Meskipun sempat mengalami kepunahan, upaya revitalisasi dilakukan melalui seminar akademik dan publikasi dalam surat kabar berbahasa Sunda.
2. Aksara Sunda Cacarakan
Aksara Sunda Cacarakan adalah hasil adaptasi dari aksara Jawa yang digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda. Sistem aksara ini berkembang setelah Aksara Sunda Kuno mulai jarang digunakan dan banyak dipengaruhi oleh budaya Jawa.
Aksara ini sering ditemukan dalam dokumen administratif dan sastra tradisional Sunda yang ditulis setelah abad ke-18. Peranannya cukup signifikan dalam penyebaran literasi di kalangan masyarakat Sunda pada masa lalu.
Bentuk hurufnya memiliki kemiripan dengan aksara Jawa, terutama dalam penggunaan aksara konsonan dan vokal.
ADVERTISEMENT
3. Aksara Sunda Pegon
Aksara Sunda Pegon merupakan bentuk tulisan yang mengadaptasi huruf Arab dengan tambahan tanda baca khusus untuk menuliskan kata-kata dalam Bahasa Sunda.
Penggunaannya umum dalam manuskrip Islam di wilayah Sunda, terutama dalam kitab-kitab keagamaan dan karya sastra berbasis Islam.
Karakteristik utama aksara ini adalah adanya modifikasi dalam bentuk huruf Arab guna menyesuaikan dengan fonologi Bahasa Sunda.
Keberadaan aksara ini menjadi bukti pengaruh budaya Islam yang cukup kuat dalam masyarakat Sunda.
4. Aksara Sunda Baku
Aksara Sunda Baku merupakan hasil modernisasi dari Aksara Sunda Kuno yang telah disesuaikan dengan ejaan Bahasa Sunda kontemporer.
Perubahan yang terjadi mencakup penambahan beberapa huruf, seperti huruf va dan fa, serta penghapusan huruf-huruf yang tidak lagi digunakan, seperti re pepet dan le pepet.
ADVERTISEMENT
Bentuk hurufnya mengalami sedikit modifikasi agar lebih mudah dipahami oleh penutur Bahasa Sunda saat ini.
Sistem aksara ini diresmikan sebagai aksara standar untuk penulisan Bahasa Sunda modern dan banyak digunakan dalam berbagai publikasi resmi.
Jenis aksara Sunda memiliki sejarah panjang dalam perkembangan budaya dan sastra masyarakat Sunda.
Keempat jenis aksara tersebut menunjukkan bagaimana perubahan tulisan mengikuti perkembangan bahasa dan pengaruh budaya dari masa ke masa. (Shofia)