Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Filosofi Masyarakat Sunda dan Dampakknya terhadap Kehidupan
22 Februari 2025 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Melalui filosofi ini, masyarakat Sunda berupaya menciptakan kehidupan yang damai, sejahtera, dan penuh rasa kebersamaan.
Filosofi Masyarakat Sunda
Filosofi masyarakat Sunda telah menjadi pedoman hidup yang mengakar kuat dalam kebudayaannya.
Dikutip dari jurnal Makna “Silas” Menurut Kearifan Budaya Sunda Perspektif Filsafat Nilai: Relevansinya Bagi Pemberdayaan Masyarakat Miskin oleh Firdaus,dkk (2013).
Salah satu filosofi yang paling dikenal dalam masyarakat Sunda adalah prinsip “silih asah, silih asih, silih asuh.” maknanya sebagai kearifan budaya Sunda mengandung nilai keharmonisan dalam membangun kualitas kemanusiaan.
Dalam perspektif hermeneutik, konsep ini saling terkait dengan makna kata pembentuknya. Kata silih berarti saling, menggambarkan transformasi resiprokal yang penuh kesantunan.
Asih berarti cinta, yang berasal dari Tuhan Yang Maha Pengasih, menjadi dasar kehidupan yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Asah berarti menajamkan, mengarah pada peningkatan akal dan pengetahuan, sementara asuh berarti membimbing, yang menekankan pentingnya menghargai hak dan kewajiban manusia.
Gabungan kata ini menciptakan nilai transformasi yang membangun keharmonisan dan kualitas kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat, serta menjadi landasan pemberdayaan sumber daya manusia melalui pendidikan dalam keluarga, formal, non-formal, dan masyarakat.
Dampak Filosofi Sunda Terhadap Masyarakat
Dampak filosofi Sunda terhadap masyarakat sangat signifikan, terutama dalam pembentukan karakter dan perilaku sosial yang mencerminkan nilai-nilai luhur.
Salah satu pengaruh utamanya adalah terciptanya kehidupan sosial yang harmonis dan penuh dengan rasa gotong royong.
Prinsip “silih asah, silih asih, silih asuh” mengajarkan masyarakat Sunda untuk saling peduli dan membantu satu sama lain, yang pada akhirnya menciptakan ikatan sosial yang kuat di antaranya.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai tersebut terwujud dalam kebiasaan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, baik dalam kegiatan adat, acara keagamaan, maupun dalam kehidupan sosial lainnya.
Dengan begitu, masyarakat Sunda tidak hanya menekankan pentingnya kerja sama dalam aspek material, tetapi juga dalam aspek spiritual dan emosional mempererat hubungan antar individu dan membangun rasa saling menghormati.
Keharmonisan ini, pada gilirannya mendorong terciptanya masyarakat yang lebih toleran, penuh kasih sayang, dan saling mendukung, yang menjadikan masyarakat Sunda memiliki identitas sosial yang kuat dan kohesif.
Itulah filosofi masyarakat Sunda tidak hanya relevan dalam konteks budaya, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana membangun kehidupan sosial yang lebih baik dan harmonis di tengah tantangan zaman. (shr)
ADVERTISEMENT