Konten dari Pengguna

Rumah Belah Bubung dan Maknanya bagi Masyarakat Kepulauan Riau

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
12 Februari 2025 6:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Rumah Belah Bubung. Unsplash.com/Amar Syazwan Rosman
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rumah Belah Bubung. Unsplash.com/Amar Syazwan Rosman
ADVERTISEMENT
Rumah Belah Bubung merupakan rumah adat khas Kepulauan Riau. Rumah ini memiliki desain yang unik dan sarat akan makna budaya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, rumah ini mencerminkan identitas masyarakat Melayu serta filosofi hidup yang diwariskan secara turun-temurun.

Ciri Khas Rumah Belah Bubung

Ilustrasi Rumah Belah Bubung. Unsplash.com/Kenny Kennethh
Rumah Belah Bubung memiliki bentuk atap menyerupai pelana terbelah, yang menjadi asal-usul namanya. Atap ini biasanya dibuat dari daun nipah atau kayu sirap, sementara dindingnya terbuat dari kayu.
Rumah ini berbentuk panggung, ditopang oleh tiang-tiang kayu yang tinggi untuk menghindari banjir dan serangan binatang liar.
Selain itu, rumah ini memiliki tangga di bagian depan sebagai akses utama. Jumlah anak tangga biasanya ganjil, mencerminkan nilai kepercayaan dan keseimbangan hidup dalam budaya Melayu.

Makna Filosofis Rumah Belah Bubung

Ilustrasi Rumah Belah Bubung. Unsplash.com/Ed Crocker
Terdapat makna filosofisnya bagi masyarakat Kepulauan Riau seperti berikut ini.

1. Melambangkan Status Sosial

Dalam masyarakat Kepulauan Riau, ukuran dan bentuk rumah adat ini mencerminkan status sosial penghuninya. Rumah yang lebih besar dan megah biasanya dihuni oleh keluarga bangsawan atau orang terpandang.
ADVERTISEMENT

2. Simbol Keharmonisan

Struktur rumah yang kokoh melambangkan keharmonisan dan kebersamaan dalam keluarga. Rumah ini dirancang untuk menampung banyak orang, mencerminkan sifat gotong royong dan keterbukaan masyarakat Melayu.

3. Menyesuaikan Diri dengan Alam

Desain rumah panggung tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan dari bencana alam seperti banjir, tetapi juga membantu sirkulasi udara agar rumah tetap sejuk.
Hal ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Kepulauan Riau dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.

4. Nilai Religius dan Adat

Bagian dalam rumah biasanya memiliki ruang khusus untuk menerima tamu dan tempat ibadah, mencerminkan nilai religius masyarakat Melayu.
Selain itu, struktur rumah yang menghadap ke arah tertentu sering kali disesuaikan dengan kepercayaan adat setempat.
Saat ini, Rumah Belah Bubung masih dapat ditemukan di beberapa daerah di Kepulauan Riau, terutama di desa-desa yang masih tradisional.
ADVERTISEMENT
Namun, dengan perkembangan zaman, rumah ini semakin jarang digunakan sebagai tempat tinggal utama.
Keberadaan Rumah Belah Bubung menjadi simbol warisan budaya dan mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang berharga bagi generasi muda.
Dengan memahami makna dan filosofi Rumah Belah Bubung, masyarakat dapat lebih menghargai kekayaan budaya Kepulauan Riau dan pentingnya melestarikannya untuk masa depan. (Aya)