Konten dari Pengguna

4 Legenda Kalimantan Selatan, Mitos dan Sejarah di Baliknya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 September 2024 1:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Legenda Kalimantan Selatan, Foto: Unsplash/Alice
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Legenda Kalimantan Selatan, Foto: Unsplash/Alice
ADVERTISEMENT
Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan warisan budayanya. Legenda Kalimantan Selatan mencerminkan kepercayaan dan memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat setempat terdahulunya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Kumpulan Legenda Nusantara, Astri Damayanti (2023), beberapa legenda Kalimantan Selatan yang terkenal adalah Putri Junjung Buih, Gunung Batunawa, Kera di Pulau Kambang, dan Kota Banjarmasin.

4 Legenda Kalimantan Selatan

Ilustrasi Legenda Kalimantan Selatan, Foto: Unsplash/Vadim Sherbakov
Berikut adalah kisah lengkap tentang beberapa legenda Kalimantan Selatan yang terpopuler.

1. Putri Junjung Buih

Kisah ini bermula di sebuah kerajaan bernama Amuntai. Kerajaan tersebut dipimpin dengan baik oleh dua orang kakak-beradik yaitu Patmaraga dan Sukmaraga. Meskipun memiliki dua pemimpin, tetapi mereka tidak kunjung memiliki keturunan.
Kemudian raja Sukmaraga dan permaisurinya memutuskan untuk bertapa. Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya mendapatkan keturunan anak kembar. Melihat adiknya sudah mendapat keturunan, raja Patmaraga sangat bahagia dan ingin memiliki keturunan sendiri.
Raja Patmaraga mengikuti jejak saudaranya untuk bertapa. Tidak lama ia mendapat petunjuk, ada seorang kakek tua meminta raja kembali ketika matahari terbit.
ADVERTISEMENT
Pagi harinya, ketika perjalanan pulang, raja melewati sungai yang besar dan menemukan seorang bayi di atas buih.
Saat hendak mengambilnya, bayi tersebut berbicara dan memberikan syarat kepada raja untuk menyiapkan sehelai kain yang ditenun dan menjemputnya bersama 40 wanita cantik. Raja Patmaraga segera bergegas untuk memenuhi syarat tersebut.
Bayi tersebut kemudian diberi nama Putri Junjung Buih. Mitosnya, setiap wanita yang mandi di sungai tersebut akan menjadi seorang yang cantik.

2. Gunung Batunawa

Di Desa Pagar, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang anak laki-laki yang bernama Raden Penganten dan ibunya yang bernama Diang Ingsung. Sang ibu bekerja sangat keras untuk memenuhi kebutuhan anaknya.
Setelah Raden Penganten beranjak dewasa, ia meminta izin kepada ibunya untuk merantau ke kota. Nasib baik berpihak padanya, ia dengan cepat mendapatkan pekerjaan hingga menjadi seorang saudagar.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari ia bersama rombongan ingin mengunjungi ibunya. Namun, ia terkejut melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan. Raden Penganten yang merasa malu akhirnya tidak mengakui ketika dipanggil ibunya.
Diang Ingsung yang kecewa kemudian berdoa. Tak lama, petir menyambar sebuah bukit di dekat daerah tersebut. Batu berjatuhan dan menimpa rombongan Raden Penganten.
Saat ini, bebatuan tersebut berubah menjadi gunung yang dikenal dengan Gunung Batunawa.

3. Kera di Pulau Kambang

Pulau Kambang dikenal sebagai pulau yang menenggelamkan kapal Inggris yang ingin menguasai wilayah Kerajaan Kuin. Waktu berlalu, terdapat seorang raja di daerah Kuin yang tidak kunjung mendapatkan keturunan.
Menurut ramalan, raja harus mengadakan ritual yang bernama upacara badudus di pulau Kambang. Tak lama setelah upacara diadakan, ternyata sang permaisuri hamil. Seluruh anggota kerajaan dan masyarakat sangat gembira menerima kabar tersebut.
ADVERTISEMENT
Raja kemudian memerintahkan banyak pengawal untuk menjaga pulau Kambang agar tidak rusak. Para pengawal membawa sepasang warik besar untuk ditempatkan di pulau tersebut.
Konon banyaknya kera di pulau tersebut merupakan hasil perkembang biakan warik yang dibawa pengawal istana.

4. Kota Banjarmasin

Dahulu kala, Putri Kalungsu bersama putranya yaitu Raden Sari Kaburangan mendirikan sebuah kerajaan Nagara Daha. Setelah Raden Sari Kaburangan lengser, ia digantikan oleh Maharaja Sukarama. Ketentraman kerajaan tersebut tidak bertahan lama, banyak peperangan terjadi.
Maharaja Sukarama menginginkan pangeran Samudera menggantikannya, tetapi yang terpilih pada akhirnya adalah pangeran Mangkubumi. Tak berselang lama, pangeran Mangkubumi dikalahkan oleh Pangeran Tumenggung.
Pangeran Samudera yang masih selamat kemudian pergi dan menyamar sebagai rakyat jelata. Ia berkelana dan tinggal di kampung sekitar Sungai Barito. Di wilayah tersebut terdapat satu kampung yang sangat bagus yaitu kampung Banjar.
ADVERTISEMENT
Kampung Banjar berkembang sangat pesat menjadi bandar dan pusat perdagangan di bawah pimpinan Patih Masih. Patih yang mengetahui pangeran Samudera masih hidup kemudian bekerja sama dengan patih lainnya untuk menobatkan pangeran Samudera sebagai raja.
Setelah penobatan pangeran Samudera, pangeran Tumenggung mulai terdesak sehingga terjadi peperangan yang sengit. Patih Masih menyarankan kedua pangeran untuk berduel.
Duel dimenangkan oleh Pangeran Samudera. Pangeran Samudera naik menjadi raja. Nama Banjar Masih kemudian berubah menjadi Banjarmasin.
Demikianlah legenda Kalimantan Selatan yang disebarkan secara turun-temurun oleh masyarakat setempat. Kenali legenda dari wilayah lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang budaya Indonesia. (Nbl)
ADVERTISEMENT