5 Adat Istiadat Cirebon dan Keunikannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
17 Mei 2024 19:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Adat Istiadat Cirebon. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adat Istiadat Cirebon. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adat istiadat Cirebon menjadi salah satu bentuk kekayaan budaya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Menapak Indonesia oleh Ahmad Suryadi, Kota Cirebon terletak di Provinsi Jawa Barat, yakni di pesisir utara Pulau Jawa. Luas wilayah Kota Cirebon mencapai 37,36 km persegi. Secara administratif, kota ini memiliki 5 kecamatan dan 22 kelurahan.
Cirebon mempunyai adat istiadat yang unik. Apa saja?

Adat Istiadat Cirebon

Ilustrasi Adat Istiadat Cirebon. Sumber: Unsplash
Berikut ini berbagai adat istiadat dari Kota Cirebon:

1. Ngirap

Ngirap adalah proses penyucian diri dari berbagai dosa dan kesalahan supaya terlepas dari bahaya. Masyarakat Cirebon yakin Sunan Kalijaga pernah mandi di sungai Drajat serta berguru pada Sunan Djati demi menghindari Rebo Wekasan.
Hal tersebut diikuti serta dijadikan tradisi masyarakat. Setiap Rebo Wekasan, masyarakat akan beramai-ramai menuju pentilasan Sunan Kalijaga untuk mandi.
ADVERTISEMENT

2. Rajaban

Adat istiadat Cirebon berikutnya bernama rajaban. Tujuannya yakni memperingati Isra Mi’raj yang berkaitan dengan perjalanan Nabi Muhammad SAW ketika menerima perintah shalat 5 waktu. Cara perayaan rajaban dilakukan dengan berziarah ke makam Plagon.

3. Mauludan

Dalam rangka memeriahkan Maulid Nabi, masyarakat Cirebon melaksanakan acara Mauludan. Salah satunya yakni Upacara Panjang Jimat pada puncak acara. Biasanya, acaraini dilakukan tiga keraton Cirebon yang dipimpin langsung Sultan.

4. Suroan

Adat istiadat Cirebon selanjutnya adalah suroan. Tradisi satu ini dilaksanakan setiap bulan asyura. Pelaksanaannya berkaitan dengan sejarah Islam serta kosmologi hitungan primbon dan weton.
Kraton Kanoman menjalani ritual ini dengan selametan bubur suro pada bangsal paseban keraton. Adat satu ini masih berkaitan erat dengan peristiwa besar dari sejarah Islam.
ADVERTISEMENT

5. Saparan

Tradisi saparan memiliki tujuan memperingati bulan safar, yakni bulan kedua pada kalender Jawa dan Islam. Masyarakat percaya pada bulan safar banyak terjadi perkawainan binatang. Maka dari itu terdapat himbauan untuk tidak menggelar acara pernikahan.
Tak hanya itu, pada bulan safar juga terkenal dengan bulan malapetaka, terutama pada hari Rabu terakhir. Salah satu adat istiadat yang dilakukan adalah ngapem atau membuat kue apem. Tujuannya yakni sebagai syukuran terlepas dari bulan safar.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai berbagai adat istiadat Cirebon.(LAU)