Konten dari Pengguna

5 Bentuk Pengendalian Sosial yang Bersifat Represif dalam Menjaga Keharmonisan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Mei 2023 20:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengendalian sosial represif (pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengendalian sosial represif (pixabay)
ADVERTISEMENT
Terdapat bentuk pengendalian sosial yang bersifat represif yang dilakukan untuk menjaga keharmonisan sosial di tengah masyarakat. Dalam artikel ini akan diulas mengenai pengertian pengendalian sosial serta bentuk pengendalian sosial yang bersifat represif.
ADVERTISEMENT

Bentuk Pengendalian Sosial yang Bersifat Represif

ilustrasi pengendalian sosial (Pixabay)
Mengutip buku Sosiologi 1, dijelaskan bahwa pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh masyarakat untuk mempengaruhi perilaku individu dan mengatur interaksi sosial agar sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam masyarakat, pengendalian sosial memiliki peran penting untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial. Namun, tidak semua bentuk pengendalian sosial bersifat positif atau konstruktif.
Beberapa bentuk pengendalian sosial bersifat represif, yang cenderung menggunakan kekerasan atau pemaksaan. Berikut adalah 5 bentuk pengendalian sosial yang bersifat represif.

1. Kekerasan Fisik

Bentuk pengendalian sosial yang paling kasar adalah kekerasan fisik. Ini melibatkan penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memaksa individu atau kelompok tertentu untuk mematuhi aturan atau norma sosial yang berlaku.
ADVERTISEMENT

2. Penjara atau Penahanan Paksa

Sanksi penjara atau penahanan paksa adalah bentuk pengendalian sosial yang melibatkan penahanan seseorang tanpa persetujuan mereka.
Ini biasanya diterapkan oleh sistem hukum untuk mengisolasi individu yang dianggap berbahaya bagi masyarakat atau melanggar hukum.

3. Hukuman Fisik dalam Pendidikan atau Keluarga

Dalam konteks pendidikan atau lingkungan keluarga, hukuman fisik seperti pukulan, cambukan, atau penghinaan fisik lainnya masih diterapkan sebagai bentuk pengendalian sosial.
Meskipun tujuannya adalah mengatur perilaku, pendekatan ini seringkali menyebabkan trauma psikologis dan merusak hubungan antara individu.

4. Pengintimidasi dan Persekusi

Pengintimidasi dan persekusi adalah bentuk pengendalian sosial yang bertujuan untuk menekan individu atau kelompok tertentu yang dianggap berbeda atau melanggar norma sosial.
Hal ini dapat berupa pelecehan verbal, ancaman, pengucilan sosial, atau kekerasan fisik terhadap individu atau kelompok minoritas.

5. Sensor dan Pembatasan Informasi

Pemerintah atau otoritas yang berwenang dapat menggunakan pengendalian sosial dengan membatasi atau menyensor akses informasi.
ADVERTISEMENT
Ini dapat dilakukan melalui sensor media, pemblokiran situs web, atau penangkapan individu yang dianggap menyebarkan informasi yang dianggap subversif atau merusak stabilitas sosial.
Meskipun pengendalian sosial dalam beberapa kasus diperlukan untuk menjaga keharmonisan sosial, bentuk-bentuk pengendalian sosial yang bersifat represif cenderung memiliki dampak negatif terhadap individu dan masyarakat.
Penggunaan kekerasan, penahanan paksa, hukuman fisik, intimidasi, persekusi, serta sensor dan pembatasan informasi sering kali melanggar hak asasi manusia, merusak kepercayaan sosial, dan memunculkan ketidakadilan.
(azz)