Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
5 Dampak Pemberontakan APRA terhadap Kondisi Politik Indonesia
13 Januari 2024 20:47 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dampak Pemberontakan APRA telah memberikan kontribusi yang memilukan terhadap kondisi politik Indonesia pada masa awal kemerdekaan.
ADVERTISEMENT
Aksi pemberontakan ini telah memunculkan serangkaian kejadian yang memengaruhi stabilitas politik di tanah air.
Mengenal APRA
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) menjelma menjadi sebuah gerakan pemberontakan yang berpusat di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950.
Di bawah kepemimpinan Raymond Westerling, seorang mantan kapten KNIL yang sebelumnya bertugas di tentara Hindia Belanda, APRA berusaha mengguncang ketertiban politik di Indonesia.
Mengutips situs munasprok.go.id, tidak hanya Raymond Westerling sebagai ketua APRA, namun terdapat sejumlah individu pribumi yang diketahui turut mendukung pemberontakan tersebut.
Beberapa orang di belakang pemberontakan APRA di antaranya adalah Sultan Hamid II dan Anwar Tjokroaminoto.
Berbagai Dampak Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRA membawa sejumlah dampak yang cukup kompleks terhadap situasi politik Indonesia. Berikut ini adalah beberapa konsekuensi yang muncul sebagai akibat dari peristiwa tersebut:
ADVERTISEMENT
1. Terganggunya Pembentukan RIS sebagai Hasil KMB
Pemberontakan APRA mengganggu proses pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) yang merupakan hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB).
Kekacauan yang disebabkan oleh APRA membuat proses politik menjadi tidak stabil, menghambat upaya untuk membentuk pemerintahan yang lebih terstruktur pasca KMB.
2. Adanya Rencana Melumpuhkan Pemerintahan RI
Selain itu, pemberontakan ini juga melibatkan rencana untuk melumpuhkan pemerintahan Republik Indonesia (RI).
Ancaman ini muncul dikarenakan kekhawatiran kalangan pro-Belanda di Indonesia kehilangan berbagai keistimewaannya jika pengaruh Belanda benar-benar hilang di Indonesia.
3. Serangan pada Beberapa Kota di Jawa Barat
Pada tanggal 24 Januari 1950, terjadi serangan di beberapa kota di Jawa Barat, termasuk Bandung dan Garut, sebagai bagian dari aksi pemberontakan APRA.
Serangan ini menandakan keseriusan APRA untuk menggapai apa yang merekan tengah inginkan.
4. Jatuhnya Korban Jiwa
Dampak paling tragis dari pemberontakan APRA adalah jatuhnya korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Sekitar 2000 warga sipil diperkirakan meninggal akibat pemberontakan ini, ditambah dengan ratusan anggota militer Republik Indonesia yang tewas dalam upaya menanggulangi aksi pemberontakan dari APRA tersebut.
5. Adanya Ketegangan antara Pemerintah RI dan Belanda
Pemerintah Indonesia menduga adanya keterlibatan Belanda dalam pemberontakan APRA, menimbulkan ketegangan antara Pemerintah RI dan Belanda.
Dugaan ini menyulitkan hubungan diplomatik antara kedua negara dan menambah kerumitan politik di tingkat internasional.
Dampak Pemberontakan APRA pada tahun 1950 secara nyata membawa konsekuensi serius bagi kondisi politik Indonesia.
Kekacauan yang dihasilkan dari aksi ini tidak hanya merugikan secara internal, tetapi juga menciptakan ketidakpastian dalam hubungan antarbangsa. (AZZ)