5 Pertanyaan tentang Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
9 April 2023 18:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pertanyaan tentang feminisme. Sumber: RF._.studio/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertanyaan tentang feminisme. Sumber: RF._.studio/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Feminisme merupakan isu seputar keperempuanan yang hingga saat ini terus menjadi perbincangan yang menarik. Tak heran jika pertanyaan tentang feminisme kerap diajukan dari berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan wawasan Anda, yuk simak beberapa pertanyaan tentang feminisme dan pemberdayaan perempuan yang masih sering diajukan dalam artikel ini.

Pertanyaan tentang Feminisme

Ilustrasi pertanyaan tentang feminisme. Sumber: Pavel Danilyuk/pexels.com
Isu tentang feminisme telah ada sejak abad ke-18 yang dimulai dengan gerakan buruh perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya. Berbekal keberanian tersebut, isu tentang perempuan akhirnya terus didobrak untuk memperjuangkan kesetaraan gender.
Menurut Smith dalam Feminisme dan Psikologi mengungkapkan bahwa kebanyakan isu tentang feminisme membahas tentang perempuan dan keterbatasan aksesnya di ranah publik.
Hingga saat ini, gerakan pemberdayaan perempuan terus diperjuangkan demi mencapai kesetaraan gender.
Hal itu kemudian memicu munculnya beberapa pertanyaan tentang feminisme dan pemberdayaan perempuan sebagai berikut.

1. Apa itu Feminisme?

Feminisme merupakan suatu gerakan dan ideologi untuk mencapai kesetaraan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
ADVERTISEMENT
Lantas, apakah para feminis hanya diperuntukkan bagi perempuan? Tentu tidak. Banyak juga laki-laki yang berkontribusi dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
Hingga kini, pengertian feminisme semakin kompleks, seperti pembahasan tentang isu perempuan dan keterbatasannya di ruang publik.
Bagi orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai kaum feminis menyebutkan bahwa untuk mencapai kekuatannya, para perempuan harus memperjuangkan haknya, melakukan pemberdayaan, dan menentang patriarki.
Meski banyak definisi, tujuan feminisme pada dasarnya sama, yaitu mengembalikan emansipasi perempuan melalui upaya pemberdayaan.

2. Bagaimana Keterkaitan antara Feminisme dan Budaya Patriarki?

Hubungan feminisme dan budaya patriarki sangat lekat. Pada dasarnya, feminisme merupakan respons dari patriarki.
Patriarki merupakan suatu kebudayaan yang menganggap kedudukan laki-laki lebih tinggi, sehingga perempuan selalu dinomor duakan.
Praktik patriarki masih banyak ditemui hingga kini, seperti di lingkungan pekerjaan, pendidikan, sosial, hingga politik.
ADVERTISEMENT
Kaum patriarkal umumnya menolak keberadaan feminis dan menganggapnya sebagai suatu hal yang tidak menarik.
Selain itu, budaya patriarki juga turut bertahan akibat masyarakat yang masih menganggap isu feminisme sebagai hal tabu.

3. Bagaimana Konsep Gender dalam Feminisme?

Gender merupakan suatu hal yang mutlak. Bagi feminis, konsep gender berarti adanya perbedaan mutlak antara perempuan dan laki-laki.
Gender bagi feminis bukanlah perbedaan dari segi biologis, tetapi pada kehidupan sosial. Gender ini yang akan memposisikan perempuan dan laki-laki dalam suatu hubungan dinamis.

4. Mengapa Stereotip Perempuan Masih Bertahan Hingga Kini?

Hingga kini, stereotip perempuan masih melekat pada beberapa lapisan masyarakat.
Misalnya adalah keterbatasan perempuan untuk mendapat pendidikan tinggi atau pekerjaan domestik yang lebih cocok bagi mereka.
Selain itu, stereotip perempuan di media massa juga menjadi perbincangan hangat. Lantas, mengapa hingga kini masih terdapat stereotip semacam itu?
ADVERTISEMENT
Hal itu karena pendidikan feminisme di Indonesia masih cukup rendah. Bukan hanya itu, isu tentang perempuan juga masih tabu bagi sebagian masyarakat.
Meskipun di tengah kota perempuan sudah tampak memperoleh tempatnya, tetapi di wilayah pedalaman masih banyak perempuan yang belum mencapai tingkat kesetaraan gender.

5. Bagaimana Bentuk Pemberdayaan Perempuan yang Tepat?

Bentuk-bentuk pemberdayaan perempuan tentu sudah banyak diterapkan. Hal ini diperlukan agar perempuan dapat dihargai oleh masyarakat.
Pemberdayaan perempuan bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti pelatihan, kursus, memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tinggi, dan meningkatkan value diri.
Dengan begitu, perempuan juga memiliki kesempatan sekaligus kemampuan yang sama dengan laki-laki di ruang publik. Nah, itulah sejumlah pertanyaan tentang feminisme yang sering diperbincangkan. Semoga bisa menambah wawasanmu. (ENF)
ADVERTISEMENT