Konten dari Pengguna

5 Tokoh Konferensi Meja Bundar dari Indonesia Paling Berjasa

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
29 Agustus 2023 22:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tokoh Konferensi Meja Bundar dari Indonesia (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tokoh Konferensi Meja Bundar dari Indonesia (Pexels)
ADVERTISEMENT
Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melalui perundingan ini, berbagai tokoh Konferensi Meja Bundar dari Indonesia ini berhasil mendapatkan pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara berdaulat dan merdeka dari Belanda.
Simak artikel ini untuk mengetahui latar belakang Konferensi Meja Bundar beserta tokoh-tokohnya.

Latar Belakang Konferensi Meja Bundar

Ilustrasi tokoh Konferensi Meja Bundar dari Indonesia (Pexels)
Mengutip situs munasprok.go.id, Peristiwa Konferensi Meja Bundar menandai tahap akhir dari upaya Republik Indonesia dalam mendapatkan pengakuan atas kedaulatannya dari Belanda.
Proses perundingan yang diadakan di Den Haag, Belanda, dari tanggal 22 Agustus hingga 2 November 1949, mencapai puncaknya dengan pengakuan resmi kedaulatan oleh pihak Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Hasil dari KMB adalah pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesia dan pengakhiran penjajahan Belanda di tanah air.

Tokoh Konferensi Meja Bundar

Di balik Konfrensi Meja Bundar ini, terdapat peran krusial dari berbagai tokoh Indonesia yang terlibat dalam proses perundingan.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa tokoh dari Indonesia yang sangat berjasa dalam Konferensi Meja Bundar:

1. Mohammad Hatta

Sebagai kepala delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar, Mohammad Hatta memimpin perwakilan negaranya dengan fokus utama pada diplomasi internasional.
Salah satu peran sentral yang diembannya adalah menandatangani dokumen resmi hasil KMB, yang akhirnya memberikan pengakuan kedaulatan kepada Indonesia dari pihak Belanda.
Kepemimpinan dan wawasan politik Bung Hatta mempengaruhi keberhasilan Indonesia dalam mencapai tujuan nasionalnya.

2. Mohammad Roem

Mohammad Roem adalah diplomat ulung yang juga berperan penting dalam KMB sebagai wakil delegasi.
Dengan kemampuannya dalam diplomasi, Roem berhasil menyampaikan argumen-argumen kuat untuk mendukung posisi Indonesia.
Kontribusinya dalam mempertahankan hak-hak Indonesia di meja perundingan sangatlah berarti.

3. H. Agus Salim

Dikenal atas kecakapan diplomasi, tokoh ini memiliki peran krusial dalam meyakinkan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, akan pentingnya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beliau juga menjadi inisiator terbentuknya Komisi Tiga Negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Selain itu, beliau juga mempromosikan kerjasama dagang dengan beberapa negara.

4. Mr. Soepomo

Pada saat KMB berlangsung, awalnya Mr. Soepomo ditunjuk sebagai Ketua Komite Urusan Negara dan Konstitusi.
Berkat pelaksanaan tugasnya yang cermat, ia kemudian dipromosikan menjadi Penasihat Menteri Kehakiman dalam perjalanan KMB.
Perannya juga sangat penting dalam mengawasi kesepakatan antara Indonesia dan Belanda di KMB pada tanggal 3 Februari 1951, serta bertanggung jawab untuk menyusun transformasi perjanjian KMB menjadi perjanjian internasional biasa pada tanggal 27 Oktober 1951.

5. Soemitro Djojohadikoesoemo

Selama KMB berlangsung, Belanda mengajukan permintaan agar pemerintah Indonesia menerima tanggung jawab atas utang pemerintah Hindia-Belanda senilai 6 miliar gulden.
ADVERTISEMENT
Namun, pandangan yang dipegang oleh Soemitro berlawanan, yaitu sebaliknya, bahwa seharusnya Belanda yang membayar utang kepada Indonesia senilai 500 juta gulden.
Berbagai tokoh Konfrensi Meja Bundar tersebut, adalah pahlawan-pahlawan diplomasi yang berjasa dalam mencapai kesuksesan tersebut.
Keberanian, kepintaran, dan komitmen mereka membantu mengukir masa depan bangsa dan mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan yang sejati.