Konten dari Pengguna

5 Tokoh Perang Diponegoro yang Penting Diketahui

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
25 Januari 2024 23:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tokoh Perang Diponegoro. Sumber: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tokoh Perang Diponegoro. Sumber: Unsplash
ADVERTISEMENT
Terdapat berbagai tokoh Perang Diponegoro yang penting untuk dikenang atas jasanya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Perang Diponegoro oleh F. Ruspandi, Perang Diponegoro adalah perang besar yang berlangsung selama lima tahun, yaitu 20 Juli 1825 sampai 28 Maret 1830. Perang ini melibatkan masyarakat pribumi Jawa dengan tentara Belanda.
Lantas, siapa saja tokoh Perang Diponegoro yang memegang peran penting di dalamnya?

Tokoh Perang Diponegoro yang Penting Diketahui

Ilustrasi Tokoh Perang Diponegoro. Sumber: Unsplash
Berikut ini tokoh Perang Diponegoro yang penting diketahui:

1. Jenderal de Kock

Jenderal de Kock merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1825 sampai 1826. Tugasnya adalah memadamkan api pemberontakan Diponegoro di tanah Jawa. Ia menetapkan kebijakan Benteng Stelsel untuk mengepung pasukan Diponegoro.
Ia kemudian berganti abatan menjadi Komandan KNIL sampai 1830 serta mempunyai peran besar mengenai penumpasan pemberontakan Diponegoro.

2. Sentot Alibasah Prawirodirodjo

Tokoh Perang Diponegoro berikutnya adalah Sentot yang merupakan keponakan Hamengkubuwono IV. Beliau mempunyai dendam terhadap Belanda akibat sang ayah, Ronggo Prawirodirjo tewas pada masa pemeerintahan Daendels.
ADVERTISEMENT
Sentot diyakinkan untuk menyerah pada Belanda pada 1829 yang membuatnya dikirim untuk mengalahkan Tuanku Imam Bonjol pada Perang Padri. Sentot kemudian berkhianat dan memasok senjata bagi pemberontak sehingga beliau ditangkap kembali.

3. Pangeran Diponegoro

Pangeran Diponegoro merupakan wali raja Hamengkubuwono V yang berusia dua tahun bersama Patih Danuredjo dan Ratu Ageng. Namun, kebijakan Belanda yang mencekik petani dan membawa keraton bangkrut yang melebihi mencapuri urusan keraton.
Hal tersebut menyulut kemarahan Pangeran Diponegoro terhadap belanda maupun Keranton Yogyakarta yang berdiam diri. Pangeran Diponegoro memutus hubungan dengan kerajaan dan mempersiapkan perang suci.

4. Hendrik Smissaert

Tokoh Perang Diponegoro berikutnya adalah Hendrik Smissaert yang merupakan Residen Yogyakarta yang ditugaskan menangani wilayah tersebut. Ia menduduki tahta selama 31 bulan sebagai pemimpin keraton yang dianggap penghinaan oleh masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT

5. Kyai Mojo

Kyai Mojo merupakan sepupu Pangeran Diponegoro. Beliau adalah seorang ulama yang membentu perjuangan Diponegoro sebagai pemimpin spiritual serta panglima perang. Hubungan keduanya sangat erat namun berubah pada 1828.
Saat itu, Pangeran Diponegoro memakai sentimen Jawa mengenai Ratu Adil yang dianggap penyelamat dari penindasan. Hal ini dianggap sebagai penyimpangan. Kyai Mojo kemudian berhasil ditangkap Belanda dan dibawa ke Salatiga.
Nah, itu dia sekilas pembahasan mengenai tokoh Perang Diponegoro.(LAU)