Konten dari Pengguna

5 Tradisi Kalimantan Unik yang Masih Eksis hingga Sekarang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 September 2024 5:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi Kalimantan. Pexels.com/Ludovic-Delot
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi Kalimantan. Pexels.com/Ludovic-Delot
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kalimantan adalah pulau terbesar ketiga di dunia. Pulau ini dikenal karena keindahan alam dan kekayaan hutan tropisnya. Termasuk tradisi Kalimantan unik dan budaya masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari ppjp.ulm.ac.id, jurnal Nilai Kearifan Lokal Budaya Tiwah Masyarakat Dayak Ngaju dalam Perspektif Pendekatan Psikologi, Herlina Lupi Listyaning Putri dkk, 2022, 105, sejumlah tradisi unik di Kalimantan masih eksis dan dijaga hingga sekarang.
Tradisi ini adalah bagian penting dari identitas suku-suku di Kalimantan.

Tradisi Kalimantan yang Unik

Ilustrasi tradisi Kalimantan. Pexels.com/Ludovic-Delot
Berikut ini adalah lima tradisi Kalimantan yang unik dan masih eksis dilestarikan hingga saat ini.

1. Tiwah: Ritual Pengantaran Arwah

Tiwah adalah upacara adat yang dilakukan oleh suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Tradisi ini merupakan ritual pengantaran arwah leluhur menuju Lewu Tatau atau tempat yang kekal dan abadi.
Tiwah dilakukan dengan cara membongkar kuburan, membersihkan tulang belulang, dan kemudian menyimpannya di dalam sebuah sandung (rumah kecil).
ADVERTISEMENT
Upacara ini sangat sakral dan melibatkan berbagai prosesi, seperti tarian, musik tradisional, dan penyembelihan hewan kurban, termasuk kerbau. Tiwah tidak hanya sebagai penghormatan terhadap leluhur, tetapi juga sebagai ajang berkumpulnya keluarga besar.

2. Masyarakat Adat Hudoq: Tarian Spiritualitas

Hudoq adalah tradisi tarian topeng yang berasal dari suku Dayak Bahau dan Modang di Kalimantan Timur. Tarian ini dilakukan pada musim tanam padi sebagai ritual untuk memohon kepada roh-roh penjaga agar tanaman tumbuh subur dan terhindar dari hama.
Penari Hudoq mengenakan topeng kayu berwajah menyeramkan yang melambangkan roh-roh pelindung tanaman. Kostumnya terbuat dari daun pisang atau kulit kayu menambah keunikan tarian ini.

3. Naik Dango: Syukuran Panen Padi

Naik Dango adalah tradisi syukuran panen padi yang dilakukan oleh suku Dayak di Kalimantan Barat. Upacara ini diadakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur kepada Jubata, dewa pelindung suku Dayak, atas hasil panen yang melimpah.
ADVERTISEMENT
Naik Dango melibatkan berbagai kegiatan seperti doa bersama, tarian tradisional, dan pesta makanan khas Dayak. Acara ini juga menjadi momen penting untuk mempererat hubungan sosial di antara anggota masyarakat.

4. Mangkok Merah: Simbol Kekuatan dan Persatuan

Mangkok Merah adalah sebuah tradisi Dayak di Kalimantan yang sangat kuat dalam simbolisme. Tradisi ini digunakan sebagai tanda panggilan darurat ketika terjadi situasi genting, seperti ancaman perang atau bencana alam.
Mangkok Merah adalah sebuah wadah kecil yang diarak dari satu kampung ke kampung lain sebagai simbol persatuan dan kekuatan untuk menghadapi ancaman.

5. Batang Garing: Filosofi Kehidupan Dayak Ngaju

Batang Garing adalah simbol kehidupan bagi suku Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Batang Garing berupa pohon suci yang dianggap sebagai sumber kehidupan dan lambang keseimbangan alam.
Tradisi ini sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti Tiwah dan ritual keagamaan lainnya. Batang Garing juga melambangkan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, yang merupakan inti dari filosofi hidup suku Dayak Ngaju.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan tradisi Kalimantan yang unik ini adalah bentuk mempertahankan identitas budaya. Hal ini juga bertujuan meneruskan nilai-nilai luhur kepada generasi mendatang.(AYAA)