Konten dari Pengguna

5 Tradisi Papua yang Menarik untuk Ditonton

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 September 2024 14:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi Papua, Pexels/Calvin _Cowakces
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi Papua, Pexels/Calvin _Cowakces
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Papua merupakan pulau yang berlokasi paling timur di Indonesia. Pulau ini memiliki berbagai keunikan berupa sumber daya alam dan tradisi Papua yang masih dipelihara dengan baik.
ADVERTISEMENT
Tradisi ini telah berlangsung puluhan tahun dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi Papua masih sangat kental dengan kebudayaan yang diturunkan dari nenek moyang.

Tradisi Papua yang Menarik

Ilustrasi tradisi Papua, Pexels/Calvin _Cowakces
Terdapat berbagai tradisi yang menarik untuk ditonton. Inilah deretan tradisi Papua yang menarik untuk ditonton.

1. Tradisi Bakar Batu

Tradisi yang pertama adalah upacara tradisional Bakar Batu. Tradisi ini berfungsi sebagai tanda rasa syukur, menyambut kebahagiaan atas kelahiran, peringatan kematian seseorang, atau untuk mengumpulkan prajurit ketika berperang.
Tradisi ini dilakukan oleh suku yang berada di daerah pegunungan. Bakar batu adalah sebuah metode memasak dengan membakar batu.
Tradisi ini mempunyai berbagai nama. Masyarakat Paniai menyebutnya Gapiia. Sedangkan masyarakat Wamena menyebutnya Kit Oba Isogoa.
Persiapan awal tradisi ini dimulai dengan masing-masing kelompok menyerahkan babi sebagai persembahan. Sebagian orang ada yang menari, serta menyiapkan batu dan kayu.
ADVERTISEMENT
Proses membakar awalnya dilakukan dengan cara menumpuk batu sedemikian rupa kemudian mulai dibakar sampai batu menjadi panas. Kemudian setelah itu, kepala suku akan memanah babi untuk dibakar. babi yang telah dipersiapkan, lalu dipanah.
Ketika kepala suku telah memanah dan babi didapati langsung mati, maka seebuah pertanda acara akan sukses. Sedangkan jika babi tidak langsung mati, diyakini acara tersebut bakal tidak akan sukses.

2. Tradisi Ararem

Tradisi Ararem adalah tradisi dari Suku Biak. Tradisi ini berupa prosesi mengantar maskawin dari seorang calon suami kepada keluarga calon istri dalam adat suku Biak.
Menurut bahasa Biak, "Ararem" berarti maskawin. Maskawin akan diantarkan berjalan kaki secara arak-arakan dengan bendera merah putih dalam arak-arakan.
Prosesi ini disertai nyanyian dan tarian beserta iringan musik. Besarnya maskawin ditentukan oleh pihak keluarga wanita yang disepakati sanak keluarga.
ADVERTISEMENT
Penentuan waktu penyerahan maskawin harus disepakati oleh keluarga dan keluarga pria. Pembayaran maskawin adalah tradisi yang harus dipatuhi karena menyangkut konsekuensi dari sebuah pernikahan.

3. Tradisi Tanam Sasi

Tanam Sasi adalah upacara adat kematian yang berkembang di Kabupaten Merauke. Upacara ini sering dilaksanakan oleh suku Marind atau Marind-Anim.
Sasi mempunyai arti sejenis kayu yang menjadi media utama dari rangkaian upacara adat kematian. Sasi ditanam selama empat puluh hari setelah kematian seseorang yang ada di daerah tesebut.
Kayu itu akan dicabut kembali setelah 1.000 hari ditanam. Kayu yang digunakan tentu bukan sembarang kayu.
Kayu yang ditanam dalam tradisi Tanam Sasi tentu memiliki makna bagi masyarakat suku Marind sebagai kehadiran roh nenek moyang dan tanda keadaan hati masyarakat Papua. Kayu ini dapat digunakan , sebagai simbol kepercayaan dari masyarakat.
ADVERTISEMENT

4. Tradisi Festival Lembah Baliem

Fesival Budaya Lembah Baliem adalah sebuah acara untuk melestarikan budaya masyarakat Lembah Baliem. Kebudayaan ini umumnya digelar di wilayah kabupaten Jayawijaya pada bulan Agustus.
Festifal ini dilakukan dengan cara memperkenalkan budaya tempat itu seperti bahasa, cerita rakyat, dan tarian daerah. Festival Lembah Baliem juga memamerkan kerajinan dari masing-masing suku seperti noken, ukiran kayu, koteka, tombak, dan sali.

5. Tradisi Snap Mor

Snap mor merupakan tradisi menyebar jaring atau menangkap ikan. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat di Biak, Papua. Kegiatan snap mor bisa dilakukan pada saat air surut.
Snap mor berasal dari bahasa Biak, yaitu Snap dan mor. Snap adalah koral atau batu kecil yang terhampar dimuara sungai, kali, dan kanal. Sedangkan kata mor berarti timbunan laut atau ikan sebagai butir-butir rejeki.
ADVERTISEMENT
Secara umum orang Biak menyebut Snap mor sebagai sebuah kegiatan menangkap ikan bersama-sama di waktu air surut dengan menggunakan jaring atau tombak dan kalawai. Kegiatan ini dilakukan di area kampung masing-masing.
Tradisi Papua memiliki filosofi tinggi untuk selalu menjaga alam dan kerukunan antar manusia. Berbagai warisan kebudayaan yang ada harus dilestarikan agar tidak punah.