Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
6 Tradisi Masyarakat Medan yang Masih Dilestarikan Hingga Kini
5 April 2024 23:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Medan adalah salah satu masyarakat yang kaya akan budaya dan tradisi. Adapun sejumlah tradisi masyarakat Medan yang masih dipelihara sampai sekarang adalah Mandi Balimo dan Martutu Aek.
ADVERTISEMENT
Sutica dalam Struktur dan Gaya Gerak Asyik dalam Tradisi Ritual Masyarakat Kabupaten Kerinci: Studi Kasus Perbandingan Asyik (Nukun Anak, Menta Gumeng, dan Ayun Luci) mengungapkan bahwa tradisi Mandi Balimo dilakukan untuk mengobati penyakit dan membasuh diri di sungai.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut seputar tradisi masyarakat Medan, simak selengkapnya di artikel berikut.
Tradisi Masyarakat Medan
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, masyarakat Medan mempunyai banyak tradisi yang masih dipertahankan sampai sekarang. Adapun beberapa tradisi masyarakat Medan adalah:
1. Mangokkal Holi
Salah satu tradisi masyarakat Medan adalah Mangokkal Holi. Tradisi ini biasanya diselenggarakan oleh masyarakat Batak Toba untuk menghormati para leluhur.
Adapun cara pelaksanaan Mangokkal Holi adalah dengan menggali kuburan orang yang telah meninggal, mengumpulkan tulang orang yang telah meninggal untuk dibersihkan, lalu dikumpulkan dalam tugu.
ADVERTISEMENT
2. Mandi Balimo
Tradisi masyarakat Medan berikutnya adalah Mandi Balimo. Tradisi ini umumnya dilakukan menjelang bulan Ramadan di sungai maupun air khusus. Biasanya, air yang digunakan dicampur dengan rempah-rempah.
Tujuannya adalah menghindari penyakit, membersihkan tubuh, serta menyiapkan diri menjelang bulan suci Ramadan.
3. Mangirdak
Tradisi masyarakat Medan selanjutnya adalah Mangirdak. Budaya ini dilaksakan untuk wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan 7 bulan. Tujuan pelaksanaan tradisi ini adalah untuk mendoakan ibu hamil dan sang buah hati agar sehat dan bayi bisa lahir tanpa kekurangan apapun.
4. Martutu Aek
Martutu Aek juga tergolong sebagai tradisi masyarakat Medan yang masih dipelihara sampai sekarang. Tradisi ini dilakukan pada bayi usia 7 hari dengan tujuan untuk memohon hidup yang beruntung dan penuh berkah. Prosesinya dengan memberi nama bayi, memandikan, serta mendoakannya.
ADVERTISEMENT
5. Marhajabuan
Tradisi masyarakat Medan lainnya adalah Marhajabuan. Ritual ini dilaksanakan saat acara pernikahan dengan mengunduh seluruh anggota keluarga kedua mempelai untuk memohon doa restu.
6. Mate Mangkar
Tradisi masyarakat Medan yang terakhir adalah Mate Mangkar. Upacara adat ini dilakukan saat sepasang suami istri meninggal, tetapi tidak memiliki anak atau keturunan. Tujuannya adalah untuk menghormati kepergian sepasang suami istri tersebut.
Demikian sederet informasi mengenai tradisi masyarakat Medan yang masih dilestarikan hingga kini. [ENF]