8 Tradisi di Demak sebagai Warisan Agama dan Budaya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
1 April 2024 22:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi di Demak. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi di Demak. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selain sarat dengan peninggalan kerajaan Islam yang tersohor, seperti Masjid Agung dan Makam Sunan Kalijaga, ternyata banyak juga tradisi di Demak yang dilakukan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tradisi di Demak penuh dengan nilai keagamaan dan budaya yang terus dilestarikan. Berikut adalah beberapa tradisi di Demak yang telah dirangkum dari berbagai sumber.

Tradisi di Demak

Ilustrasi tradisi di Demak. Foto: Pixabay
Demak merupakan sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki banyak sejarah juga peninggalan Islam. Semua itu adalah hasil jerih payah dari para wali yang berusaha menyebarkan agama Islam di Jawa.
Ketika itu, para wali harus menyesuaikan menyelipkan Islam ke dalam kebudayaan Hindu Budha yang telah ada, sehingga secara tidak langsung telah terjadi akulturasi budaya yang signifikan.
Akulturasi budaya tersebut yang pada akhirnya menciptakan berbagai tradisi yang masih terus dilakukan oleh warga Demak hingga saat ini.
Berdasarkan website resmi Dinas Pariwisata Demak dan buku Demak Bintaro karya F. Taufiq, berikut adalah beberapa tradisi di Demak, antara lain:
ADVERTISEMENT

1. Grebeg Besar

Merupakan tradisi yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Idul Adha setiap tanggal 10 Zulhijah. Kegiatan pencucian pusaka milik Sunan Kalijaga ini bertujuan untuk menghormati perjuangannya.

2. Apitan

Lebih dikenal dengan istilah sedekah bumi yang merupakan wujud rasa syukur terhadap nikmat dari Allah SWT. Umumnya tradisi ini dilakukan dengan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit, ketoprak, dan kesenian tradisional lainnya.

5. Syawalan

Tradisi ini bisa disebut juga Pesta Sedekah Laut yang dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri. Warga akan bisa menikmati berbagai kegiatan, seperti larung sesaji, lomba perahu, dan beragam kesenian.

4. Ados Dawet

Tradisi ini secara spesifik menjadi tradisi bagi warga Lempuyangan. Pelaksanaannya adalah dengan mengarak tujuh gunungan hasil bumi dan juga memandikan kepala desa dengan minuman dawet.
ADVERTISEMENT

5. Sekaten

Kegiatan memandikan gong dilakukan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Air bekas memandikan gong biasanya akan banyak diincar warga karena dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

6. Megengan

Tradisi ini disebut juga dengan dandangan yang merupakan upacara menyambut bulan Ramadan. Setiap rumah warga, atau saat ini lebih populer dilakukan di masjid, akan melakukan kenduri.

7. Nyadran

Berasal dari kata sadran yang berarti ziarah atau nyekar. Tujuannya adalah untuk menghormati orang tua atau leluhur dengan mengunjungi makam dan mendoakan mereka yang telah tiada.

8. Tahlilan

Tahlilan adalah sebuah upacara untuk berdoa kepada Allah SWT, baik demi mengucap rasa syukur atau mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia. Tahlilan dilakukan dengan membaca beberapa surah dan ayat pilihan lainnya.
Demikian adalah berbagai tradisi di Demak yang pastinya menarik untuk diketahui. (SP)
ADVERTISEMENT