Konten dari Pengguna

Alasan Kebenaran Sejarah Bersifat Subjektif

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 September 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alasan Kebenaran Sejarah Bersifat Subjektif, Pexels//jimmy teoh
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alasan Kebenaran Sejarah Bersifat Subjektif, Pexels//jimmy teoh
ADVERTISEMENT
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang dipelajari pada masa kini. Salah satu sifat khas sejarah sebagai peristiwa adalah kebenaran sejarah bersifat subjektif karena berbagai hal yang melatarbelakangi terjadinya sejarah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam KBBI Daring, sejarah memiliki pengertian sebagai kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Ada juga definisi yang menyebutkan sejarah sebagai uraian tentang peristiwa dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau.
Selain itu, sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu. Sejarah harus berdasarkan pengalaman manusia, memiliki objek, teori, generalisasi, dan metode yang jelas. Sejarah juga memiliki berbagai unsur, yang terdiri dari manusia, ruang dan waktu.

Apa Alasan Kebenaran Sejarah Bersifat Subjektif?

Ilustrasi Alasan Kebenaran Sejarah Bersifat Subjektif, Pexels/Joshua
Sebagai salah satu disiplin ilmu, sejarah turut memiliki beberapa sifat khas yang menjadikan peristiwa layak disebut sejarah. Salah satu sifat khas sejarah sebagai peristiwa adalah kebenaran sejarah bersifat subjektif, karena terdapat beberapa alasan.
ADVERTISEMENT
Sejarah bersifat subjektif berarti sejarah adalah suatu bangunan yang disusun sebagai suatu uraian atau cerita dari penulis.
Unsur-unsur subjektif berasal dari para sejarawan dalam mengambil objek kajian dan melakukan penyusunan rekonstruksi sejarah tersebut sesuai informasi dari buku Filsafat sejarah, Ajid Thohir, (2019:13).
Para sejarawan mengambil keyakinan keilmuan dalam dirinya untuk merekonstruksi sejarah.
Pandangan atau ideologi dari sejarawan tersebut memiliki peranan penting dalam subjektivitas penulisan sejarah. Pandangan yang berbeda mampu membuat penulisan sejarah memiliki sudut pandang yang berbeda pula.
Kemudian, sejarawan juga memiliki emosi dan pandangan pribadi tersendiri yang mampu memengaruhi penulisan sejarah. Sama seperti perbedaan ideologi yang dianut, perbedaan pandangan pribadi setiap orang juga bisa mengubah penulisan sejarah.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membuat sejarah bersifat subjektif adalah faktor kebudayaan dan waktu.
Kebudayaan suatu daerah serta waktu terjadinya sebuah peristiwa mampu memberikan subjektivitas pada penulisan sejarah. Hal ini karena dapat memengaruhi gaya hidup masyarakat.
Berbagai faktor yang telah disebutkan tersebut mampu membuat sejarah memiliki sifat khas yang subjektif. Oleh karena itu, objektivitas dalam penulisan sejarah juga diperlukan.
Objektivitas ini bertujuan untuk menciptakan sejarah dari berbagai kepentingan, ideologi, hingga adat istiadat dari kaum tertentu.
Dengan demikian, maka terdapat berbagai alasan kebenaran sejarah bersifat subjektif yang dapat memengaruhi penulisan sejarah. Hal ini bisa membuat sejarah menjadi kompleks dan perlu pemahaman yang tepat untuk membedakan sejarah yang bersifat subjektif dan objektif. (Bren/P)
ADVERTISEMENT