Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Alasan Pendidikan dan Perekonomian Myanmar Masih Tertinggal
30 September 2024 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Melihat situasi ini, penting untuk menyadari bahwa banyak faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, termasuk sejarah panjang negara itu dan berbagai kebijakan yang telah diterapkan.
Dikutip dari jurnal Perspektif Hukum terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang di Kawasan ASEAN antara Indonesia dan Myanmar, Mariana Mugiono, Myanmar secara geografi berbatasan dengan beberapa negara, seperti Thailand, China, dan India.
Menelusuri Alasan Pendidikan dan Perekonomian Myanmar Masih Tertinggal
Kemajuan pendidikan dan perekonomian di myanmar sampai sekarang ini masih tertinggal hal ini karena disebabkan oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, maupun geografis.
Beberapa penyebab utama keterbelakangan ekonomi Myanmar adalah:
1. Kekacauan Politik dan Pemerintahan Otoriter
Sejak Myanmar merdeka dari Inggris pada tahun 1948, negara ini mengalami beberapa kali pergantian pemerintahan, termasuk periode panjang kekuasaan junta militer.
ADVERTISEMENT
Pemerintahan militer yang otoriter dan represif dari tahun 1962 hingga 2011 membatasi kebebasan ekonomi, membatasi investasi asing, dan menjalankan kebijakan ekonomi yang buruk.
Pada 2021, kudeta militer kembali terjadi, mengguncang stabilitas politik dan memperburuk kondisi ekonomi negara.
2. Sanksi Ekonomi Internasional
Karena pelanggaran hak asasi manusia dan pemerintahan militer yang represif, Myanmar dikenai sanksi ekonomi oleh banyak negara, terutama negara-negara Barat.
Sanksi ini membatasi akses Myanmar terhadap perdagangan internasional, investasi asing, dan bantuan internasional, yang menghambat pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade.
3. Ketidakstabilan Sosial dan Konflik Etnis
Myanmar adalah negara dengan banyak kelompok etnis, dan banyak dari mereka mengalami konflik bersenjata dengan pemerintah pusat selama bertahun-tahun.
Konflik ini tidak hanya menyebabkan ketidakstabilan sosial, tetapi juga merusak infrastruktur dan menghambat pembangunan di berbagai wilayah.
ADVERTISEMENT
Konflik dengan etnis Rohingya yang berujung pada pengungsian besar-besaran juga menarik perhatian dunia dan memperburuk citra Myanmar di kancah internasional.
4. Infrastruktur yang Lemah
Myanmar memiliki infrastruktur yang kurang berkembang, baik dari segi transportasi, komunikasi, listrik, dan air bersih.
Hal ini membatasi kemampuan negara untuk menarik investasi asing dan memperlancar arus perdagangan. Keterbatasan infrastruktur ini juga menghambat pertumbuhan industri dan sektor-sektor lain yang berpotensi meningkatkan perekonomian negara.
5. Keterbatasan Akses terhadap Pendidikan dan Kesehatan
Tingkat pendidikan dan layanan kesehatan di Myanmar secara umum masih rendah, terutama di daerah pedesaan.
Kurangnya akses terhadap pendidikan yang berkualitas menghambat perkembangan sumber daya manusia, sementara layanan kesehatan yang terbatas berdampak pada rendahnya produktivitas tenaga kerja.
6. Ketergantungan pada Sumber Daya Alam
Ekonomi Myanmar sangat bergantung pada sektor pertanian dan eksploitasi sumber daya alam seperti gas alam, batu bara, kayu, dan mineral.
ADVERTISEMENT
Namun, pengelolaan yang buruk serta korupsi di tingkat pemerintahan mengakibatkan kekayaan sumber daya alam ini tidak sepenuhnya berdampak positif pada ekonomi rakyat secara luas.
Kurangnya diversifikasi ekonomi juga membuat Myanmar rentan terhadap fluktuasi harga komoditas global.
7. Kurangnya Investasi Asing
Meskipun terdapat potensi besar di beberapa sektor seperti pariwisata, minyak dan gas, serta pertanian, ketidakpastian politik dan sanksi ekonomi menghambat masuknya investasi asing.
Lingkungan bisnis yang kurang kondusif, korupsi, dan kurangnya aturan hukum yang jelas membuat investor ragu untuk berinvestasi di Myanmar.
8. Pandemi COVID-19
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak 2020 turut memperburuk kondisi ekonomi Myanmar.
Penurunan pariwisata, perdagangan, serta penutupan usaha secara massal karena pandemi sangat memukul perekonomian Myanmar, yang sudah rapuh akibat faktor-faktor lainnya.
ADVERTISEMENT
Pendidikan dan ekonomi suatu negara saling berkaitan erat dalam membentuk masa depan, sehingga memahami permasalahan yang terjadi di Myanmar menjadi langkah penting bagi para peneliti dan pembuat kebijakan.
Mendalami alasan pendidikan dan perekonomian Myanmar masih tertinggal memberikan pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana masyarakat internasional dapat memberikan dukungan.