Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Alasan Sistem Politik Menjadi Strategi dalam Penyebaran Islam di Indonesia
20 Agustus 2024 21:49 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada beberapa alasan mengapa sistem politik juga menjadi salah satu strategi dalam penyebaran Islam di Indonesia, misalnya adalah pengaruh pemimpin dan diplomasi.
ADVERTISEMENT
Artikel berikut akan menjelaskan lebih lanjut tentang peran sistem politik dalam proses islamisasi di Indonesia, yang telah dirangkum dalam berbagai sumber.
Mengapa Sistem Politik Juga Menjadi Salah Satu Strategi dalam Penyebaran Islam di Indonesia?
Dalam buku Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia oleh Dr. Kuntowijoyo, dikatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan cara yang elastis.
Islam lebih toleran terhadap budaya lokal. Islam tidak anti-budaya. Budaya Islam memiliki begitu banyak varian, terpengaruh oleh agama Hindu Buddha yang sudah datang sebelumnya.
Sistem politik menjadi salah satu strategi penting dalam penyebaran Islam di Indonesia karena peran sentral yang dimainkan oleh kekuasaan politik dalam struktur sosial masyarakat pada masa itu.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa sistem politik berperan signifikan dalam proses islamisasi di Indonesia:
ADVERTISEMENT
1. Pengaruh Pemimpin Politik dan Kerajaan
Di Nusantara, kerajaan dan kesultanan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
Ketika seorang raja atau penguasa lokal memeluk Islam, rakyatnya sering kali mengikuti jejak mereka karena ikatan kesetiaan dan kepercayaan terhadap pemimpin.
Misalnya, ketika Raja Samudera Pasai dan Sultan Malaka memeluk Islam, seluruh kerajaan mereka pun mulai mengadopsi agama Islam.
Kerajaan-kerajaan Islam juga sering kali menjadi pusat kebudayaan dan pendidikan Islam yang mempercepat penyebaran agama Islam di wilayah tersebut.
2. Pembentukan Kesultanan Islam
Ketika wilayah-wilayah di Nusantara berubah menjadi kesultanan Islam, struktur politik mereka juga berubah untuk mencerminkan prinsip-prinsip Islam.
Ini termasuk penerapan hukum Islam (syariah) dan tradisi-tradisi Islam lainnya, yang secara langsung memperkuat penyebaran dan pengamalan Islam di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Melalui penaklukan, pernikahan, dan diplomasi, kesultanan ini menyebarkan Islam ke daerah-daerah yang sebelumnya belum terjangkau.
3. Jaringan Perdagangan dan Diplomasi
Banyak pedagang Muslim dari Arab, Gujarat, Persia, dan Tiongkok yang datang ke Indonesia untuk berdagang juga membawa ajaran Islam.
Mereka sering kali berinteraksi dengan penguasa setempat, dan melalui hubungan dagang ini, mereka mendapatkan perlindungan dan hak-hak istimewa.
Hubungan baik antara pedagang Muslim dan penguasa lokal membantu mempercepat proses islamisasi, termasuk perkawinan antara keluarga kerajaan Muslim dan keluarga bangsawan lokal yang belum Islam.
4. Legitimasi Kekuasaan
Bagi banyak penguasa, memeluk Islam dan mendirikan kesultanan Islam memberikan mereka legitimasi kekuasaan yang lebih kuat, baik secara religius maupun politis.
Islam, sebagai agama besar dengan tradisi panjang, memberikan penguasa sebuah legitimasi baru yang mendukung otoritas mereka, serta memperkuat hubungan mereka dengan dunia Muslim internasional.
ADVERTISEMENT
Penyebaran Islam sering kali membawa konsep penyatuan antara kekuasaan politik dan agama, seperti yang terjadi pada penguasa yang memeluk Islam.
5. Perlawanan terhadap Kolonialisme
Pada masa kolonial, Islam menjadi simbol perlawanan terhadap kekuasaan asing. Gerakan-gerakan Islam di berbagai daerah memobilisasi dukungan politik dengan menggabungkan semangat keagamaan dan nasionalisme.
Dalam konteks ini, sistem politik yang berlandaskan Islam menjadi alat untuk melawan dominasi kekuatan asing dan mempertahankan identitas serta kedaulatan lokal.
Demikian adalah alasan mengapa sistem politik juga menjadi salah satu strategi dalam penyebaran islam di Indonesia. (SP)