Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Kisah Batu Menangis Nyata? Cek faktanya disini
13 Oktober 2024 11:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah Batu Menangis adalah legenda rakyat yang sangat populer, terutama di wilayah Kalimantan. Cerita ini mengisahkan seorang gadis durhaka yang dikutuk oleh ibunya karena malu mengakui orang tuanya yang miskin.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah kisah Batu Menangis nyata? Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah atau arkeologis yang bisa mendukung kebenaran cerita ini.
Apakah Kisah Batu Menangis Nyata?
Apakah kisah Batu Menangis nyata? Cek fakta-fakta berikut ini. Cerita Batu Menangis juga berbeda-beda versi tergantung daerahnya, namun intinya tetap sama: seorang anak yang tidak menghormati orang tuanya akhirnya dikutuk.
Legenda ini biasanya digunakan oleh masyarakat sebagai cerita pengajaran bagi anak-anak agar mereka lebih menghormati orang tua dan tidak bersikap durhaka.
Dalam beberapa versi, batu tersebut benar-benar ada di daerah tertentu, di mana warga setempat mengklaim bahwa batu itu berasal dari kutukan yang diceritakan dalam legenda.
Menurut laman indonesiakaya.com, Batu Menangis dapat ditemukan di provinsi “Seribu Sungai”, atau dikenal dengan Kalimantan Barat. Tepatnya di Desa Jabar yang masih di dalam wilayah Kecamatan Ella Hilir.
ADVERTISEMENT
Namun, klaim ini tidak didukung oleh bukti ilmiah dan lebih bersifat cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Fakta di Balik Kisah
Secara ilmiah, tidak ada bukti yang mendukung adanya batu yang berasal dari kutukan seorang anak yang berubah menjadi batu sambil menangis. Fenomena batu yang tampak basah karena air, bisa saja disebabkan oleh faktor alam seperti cuaca atau kelembapan.
Beberapa ahli budaya juga menyebutkan bahwa legenda ini bertujuan untuk menyampaikan nilai-nilai etika dan moral yang berlaku di masyarakat, bukan fakta sejarah .
Meski demikian, kisah Batu Menangis terus hidup di kalangan masyarakat Indonesia, bukan karena kebenaran sejarahnya, tetapi karena pesan moral yang terkandung di dalamnya. (Yln)
ADVERTISEMENT