Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Arsitektur Masjid Agung Demak Bergaya Jawa
15 Maret 2025 9:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masjid Agung Demak, salah satu masjid tertua di Indonesia, bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga mahakarya arsitektur yang mencerminkan kekayaan budaya Jawa. Seperti apa arsitektur Masjid Agung Demak dan maknanya? Simak artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT
Dibangun pada abad ke-15, masjid ini memadukan unsur-unsur arsitektur tradisional Jawa, Hindu-Buddha, dan Islam, menciptakan bangunan yang unik dan sarat makna.
Dikutip dari laman pariwisata.demakkab.go.id, lokasi masjid ini ada di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Jawa Tengah. Berada tepat di alun-alun dan pusat kota Demak, sehingga Masjid Agung Demak tak sulit untuk ditemukan.
Arsitektur Masjid Agung Demak
Arsitektur Masjid Agung Demak sangat khas dan unik. Mengutip laman bpkh.go.id, salah satunya adalah atapnya yang berbentuk tajug, atau atap bertumpang tiga.
Bentuk atap ini menyerupai punden berundak, struktur yang umum ditemukan pada bangunan-bangunan peninggalan zaman prasejarah di Indonesia. Atap bertumpang tiga ini melambangkan tiga tingkatan spiritual dalam Islam, yaitu iman, Islam, dan ihsan.
ADVERTISEMENT
Selain atap, Masjid Agung Demak juga memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu saka guru yang menarik perhatian adalah saka tatal, yang terbuat dari serpihan-serpihan kayu yang disatukan.
Konon, saka tatal ini merupakan simbol akulturasi budaya, di mana bahan-bahan sederhana dapat diolah menjadi sesuatu yang indah dan bermakna.
Masjid Agung Demak juga memiliki mihrab yang unik, yang terbuat dari batu andesit dengan hiasan kaligrafi dan motif-motif geometris. Mihrab ini menghadap ke arah kiblat, seperti mihrab pada masjid-masjid lainnya di dunia.
Namun, yang membedakan mihrab Masjid Agung Demak adalah ornamen-ornamennya yang kental dengan nuansa Jawa.
Masjid Agung Demak bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol toleransi dan akulturasi budaya. Arsitekturnya yang unik dan sarat makna mencerminkan kekayaan budaya Jawa yang telah berabad-abad lamanya.
ADVERTISEMENT
Demikianlah penjelasan makna di balik arsitektur Masjid Agung Demak yang khas dengan gaya Jawa.