Konten dari Pengguna

Asal-usul Gudeg yang Memiliki Cita Rasa yang Khas

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
19 April 2025 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal-usul Gudeg, Foto:Unsplash/Sincerely Media
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal-usul Gudeg, Foto:Unsplash/Sincerely Media
ADVERTISEMENT
Asal-usul gudeg merupakan kisah menarik yang tak lepas dari kekayaan budaya kuliner di Indonesia, khususnya dari daerah Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Makanan tradisional ini telah menjadi ikon yang melekat kuat dalam kehidupan masyarakat setempat dan dikenal luas karena cita rasanya yang khas.
Saat menyebut nama gudeg, yang terlintas di benak banyak orang adalah sajian berwarna cokelat dengan rasa manis yang lembut serta aroma rempah yang menggoda.

Asal-usul Gudeg

Ilustrasi Asal-usul Gudeg, Foto:Unsplash/Getty Images
Asal-usul gudeg terkait erat dengan sejarah kuliner Indonesia, khususnya Yogyakarta.
Gudeg terbuat dari buah nangka muda yang memiliki tekstur keras dan tidak bisa dimakan mentah, sehingga harus diolah dengan cara khusus.
Untuk memasak gudeg, buah nangka direbus dalam santan dengan berbagai rempah-rempah khas, yang tidak hanya memberikan rasa unik tetapi juga memperpanjang masa simpan makanan tersebut.
Dengan penggunaan beragam rempah-rempah, gudeg menjadi salah satu makanan yang kaya rasa dan aroma, serta memiliki daya tahan yang lama.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman kebudayaan.jogjakota.go.id, terkait asal-usulnya, ada sebuah legenda yang mengaitkan kemunculan gudeg dengan berdirinya Kesultanan Mataram pada akhir abad ke-16.
Diceritakan bahwa para prajurit yang membuka hutan untuk mendirikan ibu kota baru di wilayah Yogyakarta menghadapi kekurangan pasokan makanan. Sumber makanan yang melimpah di hutan hanya pohon nangka dan kelapa.
Karena buah nangka muda yang keras tidak bisa dimakan mentah, para prajurit mencoba merebusnya dengan santan dalam panci logam besar, sambil mengaduknya dengan papan kayu.
Dalam bahasa Jawa, kegiatan ini disebut hangudêk, yang berarti mengaduk. Menurut legenda, nama gudeg berasal dari kata tersebut, yang kemudian menjadi nama makanan ikonik ini.
Dengan demikian, asal-usul gudeg bukan sekadar cerita kuliner, tetapi juga bagian dari perjalanan sejarah dan budaya masyarakat Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Keunikan dan kekayaan rasa yang dihasilkan dari proses memasak yang panjang membuat gudeg tetap bertahan hingga kini sebagai sajian khas di Indonesia.
Asal-usul gudeg yang berakar dalam sejarah Mataram ini menjadi salah satu contoh bagaimana kuliner dapat mengandung makna mendalam berkaitan dengan identitas dan tradisi suatu daerah. (DANI)