Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Asal-usul Ngabuburit: Tradisi Menunggu Buka Puasa di Indonesia
28 Februari 2025 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Meskipun telah menjadi tradisi setiap bulan Ramadan, masih banyak yang belum mengetahui asal-usul ngabuburit. Padahal istilah ngabuburit telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia saat menunggu waktu berbuka puasa .
ADVERTISEMENT
Ngabuburit menjadi momen spesial bagi masyarakat Indonesia untuk berkumpul dan melakukan berbagai aktivitas menjelang waktu berbuka.
Mulai dari berburu takjil, mengikuti pengajian, hingga sekadar berjalan-jalan sore di taman kota. Lantas, bagaimana asal-usul dari munculnya tradisi ngabuburit ini?
Asal-usul Ngabuburit
Untuk mengetahui asal-usul ngabuburit , penting untuk menelusuri akar kata dari istilah ini. Mengutip dari unpad.ac.id, kata ngabuburit pertama kali muncul dalam budaya Sunda.
Menurut Dr. Gugun Gunardi, M.Hum., pakar bahasa Sunda dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, "ngabuburit" berasal dari frasa "ngalantung ngadagoan burit," yang berarti bersantai sambil menunggu waktu sore.
Kata "burit" sendiri merujuk pada waktu sore atau menjelang matahari terbenam. Awalnya, istilah ini digunakan untuk menggambarkan aktivitas santai di sore hari tanpa kaitan khusus dengan bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, makna "ngabuburit" mengalami pergeseran, terutama di kalangan masyarakat Sunda. Selama bulan Ramadan, aktivitas menunggu waktu berbuka puasa menjadi momen yang dinantikan.
Masyarakat mulai mengisi waktu menjelang maghrib dengan berbagai kegiatan positif. Pada akhirnya, istilah "ngabuburit" pun mulai diasosiasikan dengan aktivitas menunggu buka puasa.
Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia sehingga "ngabuburit" menjadi istilah yang dikenal luas dan identik dengan bulan Ramadan.
Perkembangan Tradisi Ngabuburit di Indonesia
Ngabuburti di berbagai daerah diisi dengan beragam kegiatan sesuai dengan budaya dan kebiasaan setempat.
Di kota-kota besar, masyarakat sering memanfaatkan waktu ngabuburit dengan berburu takjil atau hidangan pembuka puasa di pasar-pasar kaget yang khusus muncul selama Ramadan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kegiatan ngabuburit di daerah pedesaan bisa berupa pengajian, tadarus Al-Qur'an, atau bermain permainan tradisional.
Selain untuk mengisi waktu, kegiatan ini juga sebagai sarana mempererat hubungan sosial dan menjaga tradisi lokal.
Pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan turut mendukung pelestarian tradisi ngabuburit dengan mengadakan berbagai acara dan festival selama bulan Ramadan.
Misalnya, di beberapa daerah, pemerintah daerah bekerja sama dengan komunitas lokal untuk menyelenggarakan pasar takjil, lomba seni Islami, dan kegiatan sosial lainnya.
Universitas dan sekolah juga sering mengadakan acara buka puasa bersama dan ceramah keagamaan sebagai bagian dari kegiatan ngabuburit.
Upaya-upaya ini membantu menjaga keberlangsungan tradisi ngabuburit dan memperkaya pengalaman spiritual serta sosial masyarakat selama bulan puasa.
ADVERTISEMENT
Jadi, itulah asal-usul ngabuburit sebagai tradisi menunggu buka puasa di Indonesia. Selalu isi dengan kegiatan positif, ya! (rudin)