Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Asal-usul Penemuan Kjokkenmoddinger Pertama
7 November 2024 19:17 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penelitian tentang jejak kehidupan manusia prasejarah di Indonesia menjadi semakin mendalam setelah adanya penemuan situs kjokkenmoddinger.
ADVERTISEMENT
Kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan oleh para arkeolog yang tertarik pada tumpukan sampah kerang dan sisa-sisa makanan manusia purba.
Istilah "kjokkenmoddinger" berasal dari bahasa Denmark, di mana "kjokken" berarti dapur, dan "modding" berarti sampah. Dengan demikian, kjokkenmoddinger secara harfiah merujuk pada tumpukan sampah dapur yang ditinggalkan oleh manusia prasejarah.
Awal Penemuan Kjokkenmoddinger di Indonesia
Penemuan Kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan di Indonesia oleh para peneliti Eropa yang tertarik untuk memahami kehidupan manusia purba di kawasan Asia Tenggara.
Penemuan ini bermula dari riset yang dilakukan oleh H.D. de Wilde dan R. Verhoeven, dua arkeolog yang meneliti jejak manusia prasejarah di Sumatera.
Dikutip dari buku Sejarah Prasejarah Indonesia, Soejono, (1984:77), situs kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan di Sumatera oleh arkeolog Eropa pada awal abad ke-20.
ADVERTISEMENT
Mereka menemukan bahwa tumpukan kerang di beberapa lokasi bukanlah fenomena alam, melainkan sisa-sisa yang ditinggalkan manusia purba sebagai hasil kegiatan makan mereka.
Dikutip dari buku Sejarah Prasejarah Indonesia, Soejono, (1984:80), mencatat bahwa penemuan ini merupakan salah satu bukti awal kehidupan masyarakat prasejarah yang menggantungkan diri pada sumber daya laut sebagai sumber makanan.
Pentingnya Kjokkenmoddinger dalam Studi Prasejarah
Penemuan kjokkenmoddinger pertama kali ditemukan oleh para arkeolog memiliki dampak besar dalam studi prasejarah. Tumpukan kerang dan sisa-sisa makanan lainnya menjadi bukti penting mengenai pola kehidupan dan pola makan manusia purba .
Dari kjokkenmoddinger ini, arkeolog dapat mempelajari bagaimana manusia prasejarah beradaptasi dengan lingkungannya, mengembangkan metode berburu, dan mengolah makanan.
Selain itu, tumpukan ini menunjukkan bahwa masyarakat prasejarah sudah mengenal cara bertahan hidup di lingkungan pesisir dengan memanfaatkan hasil laut.
ADVERTISEMENT
Penemuan kjokkenmoddinger oleh arkeolog Eropa di Sumatera membuka wawasan baru tentang kehidupan masyarakat prasejarah di Indonesia.
Jejak sisa makanan yang ditemukan menjadi bukti konkret pola makan dan cara hidup manusia purba dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Kajian tentang kjokkenmoddinger menjadi dasar penting dalam memahami jejak kehidupan prasejarah di nusantara dan memperkaya ilmu tentang masa prasejarah di kawasan Asia Tenggara. (mona)