Konten dari Pengguna

Asal-usul Pocong, Benarkah Mayat Meminta Pertolongan?

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 September 2024 0:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Asal-usul Pocong, Pixabay/Tama66
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Asal-usul Pocong, Pixabay/Tama66
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal-usul pocong sampai saat ini masih dipertanyakan oleh masyarakat. Banyaknya mitos di luar menjadikan cerita pocong lebih kompleks.
ADVERTISEMENT
Pocong adalah sejenis hantu dari mayat yang terbungkus kain kafan. Selain pocong, masyarakat Indonesia juga menamai dengan sebutan 'hantu bungkus'.

Asal-usul Pocong

Ilustrasi Asal-usul Pocong, Unsplash/Erik Müller
Dikutip dari Treasury, beginilah asal-usul pocong. Konon pocong berasal dari arwah orang mati yang terperangkap dalam kafan mereka. Menurut mitos, setelah 40 hari setelah kematian, jiwa orang yang sudah meninggal akan tinggal di bumi.
Apabila ikatan kain kafan tidak dilepaskan setelah 40 hari, tubuh mayat dikatakan bangkit dari kubur lalu meminta bantuan orang-orang supaya dilepaskan.
Setelah ikatan tali dilepaskan, maka jiwanya lebih tenang dan meninggalkan bumi. Pocong digambarkan memiliki wajah gosong dengan mata merah menyala.
Versi lainnya menyatakan, pocong berwajah putih pucat rata dan ada lubang mata berongga atau tertutup kapas. Mayoritas percaya bahwa hantu pocong hadir sebagai bentuk protes karena terlupa membuka ikatan kain kafan sebelum ditutup kuburnya.
ADVERTISEMENT
Meski di film-film sering digambarkan bergerak meloncat-loncat, mitos lainnya menyatakan pocong bergerak melayang-layang. Hal ini dimaklumi karena pemeran pocong tidak bisa menggerakkan kakinya sehingga harus berjalan melompat.

Representasi Pocong di Indonesia

Ilustrasi Asal-usul Pocong, Unsplash/Erik Müller
Dikutip dari The Conversation, film horor Indonesia menggambarkan wujud pocong yang berlumuran tanah penuh belatung, melompat, terbang, mencekik, menyemburkan cairan melalui mulut, ada cahaya hijau atau merah di mata, membalas dendam, hingga membunuh.
Representasi tersebut membuat ketakutan tersendiri bagi masyarakat. Menariknya, representasi mengenai pocong berubah dari waktu ke waktu.
Pada era 90-an, masyarakat Timur Tengah tidak percaya keberadaan manusia yang dapat menghantui setelah kematiannya. Sehingga film pada saat itu menempatkan jin dan sejenisnya sebagai antagonis.
Berbeda lagi dengan fim horor Indonesia yang lebih menempatkan manusia yang mati akibat pembunuhan dan memiliki dendam sehingga menjadi hantu. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan yang tumbuh di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pasca reformasi, film horor Indonesia merepresentasikan pocong sebagai hantu utama, contohnya setelah tayang film 'Pocong 2' tahun 2006. Data ini menjadi signifikan jika dibandingkan dengan representasi pocong di film horor tahun 1998 ke belakang.
Demikian asal-usul pocong berdasarkan cerita-cerita di masyarakat. Diharapkan bisa menyikapi situasi lebih bijak.