Konten dari Pengguna

Bagaimana Sambutan Prabu Brawijaya Terhadap Sunan Ampel? Ini Jawabannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
23 April 2025 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel, Foto: Unsplash/Raka Dwi Wicaksana
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel, Foto: Unsplash/Raka Dwi Wicaksana
ADVERTISEMENT
Di tengah pergolakan sosial dan pergeseran nilai spiritual masyarakat, datangnya Sunan Ampel membawa ajaran Islam. Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel menjadi salah satu topik yang membuat penasaran masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Dakwah dan Komunikasi Islam, Nur Hamiyatun, (2019: 44), Pada umur 20 tahun, Sunan Ampel bersama dengan Ali Mutadho dan Abu Hurairah, diajak oleh sang ayah untuk berkenalan ke pulau Jawa.

Siapa Itu Sunan Ampel?

Ilustrasi Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel, Foto: Unsplash/Nils Huenerfuerst
Sunan Ampel memiliki nama lain yaitu Raden Rahmat. Ia adalah anak dari Maulana Malik Ibrahim yang lahir pada tahun 1401 M di Campa. Sunan Ampel diperkirakan meninggal pada tahun 1481 di Demak.
Sama seperti Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel juga memainkan peran penting dalam perkembangan ajaran Islam di tanah Jawa. Ketika Kesultanan Demak akan didirikan, ia juga berperan di dalamnya.
Setelah mendirikan pesantren, banyak santri yang belajar bersamanya, termasuk Sunan Giri dan Raden Patah. Mereka kemudian ditugaskan untuk menyebarkan ajaran agama Islam di berbagai daerah di Jawa dan Madura.
ADVERTISEMENT

Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel

Ilustrasi Sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel, Foto: Unsplash/Utsman Media
Bagaimana sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel? Saat berkelana ke pulau Jawa, Sunan Ampel melanjutkan perjalanannya sendiri untuk menengok uwaknya, Ratu Dwarawati.
Kedatangannya ke Majapahit terjadi sekitar abad ke-15 dan mendapat sambutan baik oleh Prabu Brawijaya. Ia kemudian memutuskan untuk tinggal di Majapahit dalam beberapa waktu sekaligus menyebarkan ajaran agama Islam.
Dakwah Sunan Ampel pada saat itu tentunya telah dilakukan atas seizin Prabu Brawijaya. Kemudian, ia mendirikan sebuah pondok pesantren di sekitar pintu utama kerajaan Majapahit.
Saat itu, kondisi rakyat Majapahit sangat mengenaskan, misalnya banyak adipati yang mabuk, judi, dan menikmati hasil pajak. Sambutan yang positif menjadi titik awal berkembangnya Islam di kalangan masyarakat Jawa.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana sambutan Prabu Brawijaya terhadap Sunan Ampel? Prabu Brawijaya menerima dengan hangat kedatangan Sunan Ampel. Ia bahkan menghadiahkan sebidang tanah yang kemudian dimanfaatkan untuk menjadi pesantren. (Nab)