Konten dari Pengguna

Bukti Ajaran Islam Bersifat Universal untuk Semua Manusia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
30 November 2024 16:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bukti Ajaran Islam Bersifat Universal .Unsplash/GR Stocks
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bukti Ajaran Islam Bersifat Universal .Unsplash/GR Stocks
ADVERTISEMENT
Bukti ajaran Islam bersifat universal untuk semua manusia tercermin dalam nilai-nilai yang melampaui batas ras, budaya, dan waktu. Islam hadir sebagai pedoman hidup yang relevan bagi seluruh umat manusia.
ADVERTISEMENT
Ajarannya mencakup nilai-nilai yang relevan di setiap waktu dan tempat, menjadikannya sebagai pedoman hidup yang inklusif dan abadi.
Sebagai agama terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT, Islam memberikan panduan komprehensif bagi umat manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Bukti Ajaran Islam Bersifat Universal

Ilustrasi Bukti Ajaran Islam Bersifat Universal.Unsplash/Sam Riz
Bukti ajaran Islam bersifat universal merupakan indikasi bahwa Islam ditujukan untuk seluruh umat manusia tanpa memandang latar belakang manusia.
Dikutip dari laman uinsa.ac.id, Di dalam Islam juga terdapat kebebasan berpikir. Tidak ada paksaan di dalam beragama. Semua boleh memilih sesuai jalan hidup yang ia inginkan.
Semua nampak mana yang salah dan mana yang benar. Di dalam Islam keyakinan setiap orang merupakan tugas masing-masing individu.
ADVERTISEMENT
Universalisme Islam tercermin dalam berbagai aspek ajarannya, mulai dari akidah, syariat, hingga nilai-nilai moral yang ditanamkannya.

1. Islam Menegaskan akan Satu Pencipta

Pertama, Islam menegaskan bahwa seluruh manusia berasal dari satu pencipta, Allah SWT, dan memiliki kedudukan yang sama di hadapan-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam tidak membedakan manusia berdasarkan ras atau suku, tetapi berdasarkan ketakwaan.

2. Nilai-Nilai Universal terhadap HAM

Kedua, ajaran Islam mencakup nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Misalnya, dalam masalah keadilan, Islam mengajarkan untuk berlaku adil bahkan terhadap orang yang tidak seagama. Allah berfirman:
ADVERTISEMENT
“Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8).

3. Fleksibel di Berbagai Budaya dan Kondisi Masyarakat

Ketiga, syariat Islam dirancang fleksibel untuk diterapkan di berbagai budaya dan kondisi masyarakat.
Contohnya, ajaran tentang shalat dan puasa dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dengan penyesuaian yang tetap sesuai tuntunan syariat.
Selain itu, Islam juga menegaskan pentingnya dakwah sebagai cara menyampaikan pesan kepada seluruh manusia. Nabi Muhammad SAW diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin), sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Anbiya: 107.
Dengan demikian, bukti ajaran Islam bersifat universal terlihat jelas dalam prinsip-prinsipnya yang inklusif, merangkul seluruh umat manusia untuk hidup dalam harmoni, keadilan, dan ketakwaan kepada Allah. (Arf)
ADVERTISEMENT