Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cara Daulah Usmani Mengelola Wilayah yang Begitu Luas dan Beragam
17 September 2024 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cara Daulah Usmani mengelola wilayah yang begitu luas dan beragam merupakan salah satu keunggulan pemerintahan yang bertahan selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu kekaisaran terbesar yang pernah ada, Daulah Usmani berhasil mempertahankan kontrol atas berbagai wilayah dengan latar belakang budaya, bahasa, dan agama yang berbeda.
Dikutip dari khanacademy.org, Daulah Usmani mencapai puncak kejayaannya pada akhir abad ke-17, tetapi bertahan hingga tahun 1922.
Ini Cara Daulah Usmani Mengelola Wilayah yang Begitu Luas dan Beragam​
Bagaimana cara Daulah Usmani mengelola wilayah yang begitu luas dan beragam? Mengutip e-jurnal Sejarah Kerajaan Turki Utsmani dan Kemajuannya Bagi Dunia Islam, jawabannya adalah dalam mengelola kekuasaan wilayah yang luas, para sultan Turki Usmani senantiasa bertindak tegas.
Dalam struktur pemerintahan, sultan sebagai penguasa paling tinggi dibantu perdana menteri yang membawahi gubernur. Gubernur mengepalai daerah-daerah tingkat I dan di bawahnya terdapat beberapa orang bupati atau kota.
ADVERTISEMENT
Sebuah kitab undang-undang disusun untuk mengatur urusan pemerintahan negara. Kitab undang-undang itu diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum untuk kerajaan Turki Usmani hingga datangnya reformasi pada abad ke-19.
Dikutip dari situs khanacademy.org, cara Daulah Usmani mengelola wilayah yang begitu luas dan beragam, para pemimpin lokal dan pejabat kekaisaran bekerja sama dengan sultan untuk mengelola kekaisaran yang luas.
Para pemimpin provinsi mengirimkan pajak ke ibu kota dan merekrut tentara untuk perang kekaisaran. Ibu kota dan provinsi saling bergantung untuk memperoleh legitimasi.
Daulah Usmani mampu mengelola wilayahnya yang luas lewat kombinasi penaklukan militer, diplomasi, dan strategi lainnya, termasuk kampanye militer, praktik hukum, penguasa lokal dan agama, serta sistem devshirme.
Pada kampanye militer, Daulah Usmani berkembang lewat kampanye militer ke Balkan, Afrika Utara, Mesir, Kaukasus, dan Anatolia.
ADVERTISEMENT
Untuk praktik hukum, Dinasti Ottoman melatih para ahli hukum dan personel pengadilan, serta menjadikan mazhab Hanafi sebagai mazhab hukum resmi.
Selain itu, juga menunjuk konsultan hukum untuk memberikan pendapat hukum.
Untuk penguasa lokal, Daulah Usmani mempertahankan penguasa lokal yang membayar upeti dan menyediakan pasukan saat diperlukan.
Kebijakan ini membantu Kesultanan Usmani menghindari perlawanan lokal dan memerintah tanpa sistem administrasi yang besar.
Negara Ottoman didasarkan pada agama, dengan para sultan mengklaim gelar khalifah atau penerus Nabi Muhammad saw.
Pada sistem devshirme, sistem ini mengharuskan orang Kristen yang ditaklukkan untuk menyerahkan 20 persen anak laki-laki kepada negara, yang lalu dipaksa untuk masuk Islam dan menjadi budak.
Banyak dari orang yang pindah agama ini menjadi berkuasa dan kaya. Beberapa dilatih untuk melayani pemerintah atau militer.
ADVERTISEMENT
Dari cara Daulah Usmani mengelola wilayah yang begitu luas dan beragam, keberhasilan dalam menjaga stabilitas dan kohesi wilayah yang begitu heterogen menjadi pelajaran berharga dalam sejarah kepemimpinan dan pemerintahan multikultural.
Baca juga: 13 Diwan yang Dibangun oleh Dinasti Abbasiyah ​
Live Update