Konten dari Pengguna

Cara Pengendalian Sosial Koersif untuk Mencegah Perilaku Menyimpang

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 Desember 2024 20:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Cara pengendalian sosial koersif.Pexels/ahmet oktem
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Cara pengendalian sosial koersif.Pexels/ahmet oktem
ADVERTISEMENT
Cara pengendalian sosial koersif untuk mencegah perilaku menyimpang merupakan upaya yang dilakukan dengan menggunakan tekanan atau paksaan demi menjaga ketertiban sosial.
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini biasanya melibatkan sanksi tegas, seperti hukuman fisik, penahanan, atau denda, yang bertujuan untuk memberikan efek jera kepada individu atau kelompok yang melanggar norma.

Cara Pengendalian Sosial Koersif untuk Mencegah Perilaku Menyimpang

Ilustrasi Cara pengendalian sosial koersif .Pexels/Ron Lach
Cara pengendalian sosial koersif biasanya dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti hukuman, ancaman, atau sanksi tegas.
Pendekatan ini bertujuan untuk menekan perilaku menyimpang dengan cara memberikan efek jera, sehingga diharapkan dapat mencegah individu lain melakukan tindakan serupa.
Dikutip dari laman an-nur.ac.id, Pengendalian sosial koersif sering kali lebih efektif dalam jangka pendek karena dampaknya yang langsung. Namun, metode ini bisa menimbulkan ketakutan atau perlawanan, terutama jika dianggap tidak adil atau terlalu keras.
Oleh karena itu, penggunaan koersif harus diimbangi dengan pendekatan yang lebih halus agar tidak memicu ketidakpuasan sosial yang lebih luas. Berikut adalah beberapa cara pengendalian sosial koersif yang umum digunakan:
ADVERTISEMENT

1. Penerapan Hukum dan Peraturan

Hukum adalah alat utama dalam pengendalian sosial koersif. Pemerintah menetapkan aturan yang harus dipatuhi oleh semua warga negara.
Pelanggaran terhadap hukum dapat berujung pada hukuman seperti denda, penjara, atau bahkan hukuman mati dalam kasus tertentu. Dengan adanya hukum yang tegas, masyarakat terdorong untuk menghindari perilaku menyimpang.

2. Sanksi Sosial

Sanksi sosial dapat berupa ostrakisme, yaitu pengucilan dari masyarakat, atau tekanan moral yang diberikan oleh komunitas terhadap individu yang melanggar norma.
Contohnya, seseorang yang melakukan tindakan kriminal mungkin akan kehilangan kepercayaan dari lingkungan sekitarnya.

3. Pengawasan Ketat oleh Aparat Penegak Hukum

Polisi, tentara, dan aparat penegak hukum lainnya berperan penting dalam menjalankan pengendalian sosial koersif. Keberadaan aparat yang aktif melakukan patroli atau pengawasan dapat mencegah potensi perilaku menyimpang sebelum terjadi.
ADVERTISEMENT

4. Penggunaan Ancaman sebagai Pencegahan

Ancaman hukuman berat sering digunakan untuk menghalangi individu dari melakukan tindakan yang melanggar norma. Misalnya, ancaman hukuman tinggi untuk kasus korupsi bertujuan memberikan efek jera.
Meskipun cara pengendalian sosial koersif efektif dalam menjaga ketertiban, cara ini harus dilakukan dengan bijaksana agar tidak melanggar hak asasi manusia.
Pendekatan koersif sebaiknya diimbangi dengan pengendalian preventif dan persuasif agar menciptakan masyarakat yang patuh karena kesadaran, bukan semata-mata karena takut. (Arf)