Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Contoh Konflik Destruktif dan Konstruktif beserta Perbedaannya
27 Mei 2023 19:29 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum mengetahui contoh konflik destruktif dan konstruktif, sebaiknya ketahui terlebih dahulu penjelasannya. Konflik destruktif adalah perselisihan yang terjadi antara dua pihak dan mengakibatkan kerusakan bagi semua yang terlibat di dalamnya. Sedangkan untuk mengetahui penjelasan tentang konflik konstruktif dan contoh dari tiap konflik, baca artikel ini sampai selesai.
ADVERTISEMENT
Contoh Konflik Destruktif serta Konstruktif dan Perbedaannya
Contoh konflik destruktif secara umum adalah peperangan hingga kerusuhan. Sementara untuk konflik konstruktif misalnya, debat yang dilakukan calon ketua OSIS di sekolah. Dilansir menlhk.go.id, terjadinya konflik destruktif disebabkan oleh perasaan dendam dan benci kepada suatu pihak maupun kelompok sehingga berniat menghancurkan atau merusaknya. Berikut beberapa contoh konflik destruktif dan konstruktif serta penjelasan singkatnya.
1. Konflik Destruktif
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa konflik destruktif dipicu oleh rasa tidak senang dari suatu pihak kepada pihak maupun kelompok lain. Inilah yang kemudian berkembang menjadi peperangan maupun pertikaian yang pasti merugikan kedua belah pihak. Bukan hanya itu, orang-orang yang tidak memiliki kaitan juga bisa menjadi korban.
Penyebab dari konflik destruktif adalah adanya perbedaan tujuan dan kepentingan satu sama lain, perbedaan keyakinan (kelompok lama yang sudah memiliki keyakinan sendiri tentu akan sulit menerapkan keyakinan baru), serta adanya perbedaan kebudayaan.
ADVERTISEMENT
Contoh konflik destruktif antara lain konflik antara Ukraina dan Rusia, Israel dan Palestina, perang antar suku yang terjadi di Indonesia, Perang Dunia , kerusuhan Mei 1998, hingga G30S/PKI.
2. Konflik Konstruktif
Konflik konstruktif menggunakan jalan perdamaian guna menyelesaikan masalah. Cenderung tidak merusak atau menimbulkan kekacauan, konflik konstruktif justru dapat memberikan keuntungan kepada kedua pihak. Seperti disebutkan pula dalam KBBI bahwa konstruktif memiliki arti bersifat memperbaiki, membina, membangun, dan sebagainya.
Di lingkungan pergaulan, tentu kita pernah dihadapkan pada perbedaan pendapat maupun pandangan dengan pihak lain. Akan tetapi, dalam menyelesaikan permasalahan tersebut pasti kita akan cenderung memilih jalan damai alih-alih bertikai atau berkelahi. Duduk dan mencari solusi bersama membuat satu sama lain lebih mengenal. Dengan demikian, kita justru memperoleh jaringan pertemanan baru yang menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Contoh konflik konstruktif antara lain, debat calon ketua OSIS, persaingan antar organisasi yang ada di sekolah sehingga masing-masing terpacu untuk meraih prestasi, konflik perumusan AD/ART organisasi tertentu, perdebatan orang tua dengan pihak sekolah kala rapat, persaingan antar perusahaan guna memenangkan hati konsumen, dan sebagainya.
Itulah penjelasan dan contoh konflik destruktif serta konstruktif. Perbedaan yang sangat terlihat adalah pada dampak masing-masing konflik. Di mana konflik destruktif cenderung menyisakan kerusakan dan duka, berbanding terbalik dengan konflik konstruktif yang membangun. (DN)