Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Daerah Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa dan Fakta Menariknya
18 Januari 2024 22:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Daerah perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa berkisar di wilayah Banten yang merupakan daerah kekuasaannya. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha mewujudkan kesejahteraan masyarakat Banten.
ADVERTISEMENT
Sultan Ageng Tirtayasa menolak perjanjian dengan VOC. Simak fakta selengkapnya melalui artikel di bawah ini.
Daerah Perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa
Kesultanan Banten memiliki lokasi yang sangat strategis sebagai jalur perdagangan laut yang menuju ke Maluku dan Asia Timur sekaligus sebagai penyedia komoditas lada.
Kala itu, Malaka sudah dikuasai Portugis. Karena itu, banyak pedagang Eropa yang memilih jalur pelayaran memutar sehingga singgah di Banten.
Dalam buku Pahlawan Indonesia yang disusun tim penulis Niaga Swadaya, Sultan Ageng Tirtayasa memiliki nama asli Abdul Fatah yang diangkat menjadi Sultan Banten pada usia 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Sultan Ageng Tirtayasa menolak melakukan perjanjian dengan VOC dalam hal penguasaan pelabuhan yang dianggapnya akan sangat merugikan Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa bersama rakyat Banten berusaha menghalangi perdagangan Belanda dengan merusak kapal mereka pada 1655.
Walau menolak keras tunduk terhadap VOC saat itu, tetap Banten berhasil menjalin hubungan dagang dan bekerja sama dengan pedagang Eropa lain, seperti Inggris dan Denmark.
Selain itu, banyak kapal dan perkebunan teh VOC yang berhasil dirampas dan dirusak oleh pejuang Banten di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa.
Belanda akhirnya melakukan politik adu domba dengan cara memengaruhi Sultan Haji yang merupakan putra dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk memusuhi ayah kandungnya sendiri.
Sultan Haji dibuat percaya bahwa sang ayah lebih memilih sang paman atau adik kandung Sultan Ageng Tirtayasa, yaitu Pangeran Purbaya, untuk menggantikan posisi sultan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, masyarakat Banten terbagi menjadi dua kubu dan terjadilah perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji yang dibantu Belanda.
Pada awalnya, Sultan Ageng Tirtayasa meraih kemenangan, tetapi akhirnya terdesak dan tertangkap sekaligus di penjara di Batavia pada 1683.
Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya meninggal di penjara pada usia 61 tahun dan dimakamkan di dekat Masjid Agung Banten tahun 1692.
Demikian adalah pembahasan mengenai daerah perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa juga fakta menariknya. (SP)