Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Pelayaran Bangsa Barat ke Nusantara pada Pola Pelayaran Masyarakat
11 Oktober 2024 9:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa dampak pelayaran bangsa barat ke Nusantara pada pola pelayaran masyarakat pribumi Nusantara adalah sebuah pertanyaan yang sering muncul pada pelajaran sejarah. Pertanyaan ini berkaitan dengan materi penjelajahan bangsa-bangsa.
ADVERTISEMENT
Penjelajahan bangsa-bangsa adalah kegiatan ekspedisi yang dilakukan oleh berbagai negara atau bangsa untuk menjelajahi wilayah-wilayah yang belum dikenal sebelumnya. Pada umumnya, penjelajahan ini terjadi pada abad ke-15 hingga abad ke-17.
Dampak Pelayaran Bangsa Barat ke Nusantara pada Pola Pelayaran Masyarakat
Terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pelayaran bangsa barat. Inilah dampak pelayaran bangsa barat ke Nusantara pada pola pelayaran masyarakat berdasarkan situs web thothios dan brewminate.
1. Pergeseran Pusat Pelabuhan
Dampak pertama adalah pergeseran pusat-pusat pelabuhan. Sebelum kedatangan bangsa Barat, pelabuhan-pelabuhan seperti Malaka, Aceh, dan Banten adalah pusat perdagangan utama di Nusantara.
Namun setelah kedatangan bangsa Barat, pusat-pusat ini mengalami pergeseran. Malaka, yang dikuasai Portugis pada 1511, kehilangan sebagian besar perannya setelah didominasi oleh bangsa Eropa.
ADVERTISEMENT
Belanda kemudian mengembangkan Batavia (Jakarta) sebagai pusat perdagangan baru. Pengembangan ini menggeser dominasi pelabuhan-pelabuhan lokal.
2. Dominasi Jalur Pelayaran dan Perdagangan
Sebelum kedatangan bangsa Barat, masyarakat Nusantara memiliki jaringan perdagangan maritim yang luas. Kawasan itu mencangkup Asia Tenggara, India, maupun Cina.
Bangsa-bangsa seperti Malaka, Aceh, dan Makassar memainkan peran penting dalam jalur perdagangan internasional. Namun, kedatangan bangsa Barat mengubah pola ini.
Bangsa Barat, terutama Belanda melalui VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), memonopoli perdagangan rempah-rempah dan mengambil alih jalur-jalur strategis. Akibatnya, pelayaran dan perdagangan masyarakat lokal semakin terbatas.
3. Perubahan Teknologi dan Navigasi
Bangsa Barat membawa teknologi pelayaran dan navigasi yang lebih maju. Pelayaran bangsa barat memperkenalkan kapal-kapal besar seperti galeon dan peralatan navigasi yang lebih canggih seperti kompas dan astrolabe.
ADVERTISEMENT
Meskipun teknologi ini memberikan kemajuan dalam bidang maritim, masyarakat Nusantara mengalami disrupsi. Hal ini disebabkan karena kapal-kapal tradisional seperti jong kalah bersaing dalam hal kapasitas dan ketahanan dalam pelayaran jarak jauh.
4. Terbentuknya Kolonialisme Maritim
Pelayaran Nusantara semakin diarahkan untuk melayani kepentingan ekonomi kolonial. Kolonialisme maritim ini menciptakan ketergantungan masyarakat lokal pada sistem transportasi dan pelayaran yang dikuasai oleh bangsa Barat.
Banyak pelaut lokal yang beralih menjadi anak buah kapal (ABK) pada kapal-kapal milik VOC. Hal ini menyebabkan masyarakat kehilangan kemandirian dalam mengatur jalur pelayaran mereka sendiri.
5. Intervensi Politik dan Konflik Maritim
Pelayaran bangsa Barat juga menyebabkan meningkatnya konflik maritim di wilayah Nusantara. Pertempuran untuk menguasai jalur perdagangan dan pelabuhan strategis antara kerajaan lokal dan bangsa Barat sering terjadi.
ADVERTISEMENT
Contohnya adalah konflik antara Kesultanan Ternate dan Tidore dengan Portugis, serta perlawanan Banten dan Mataram terhadap dominasi Belanda. Akibatnya, pola pelayaran dan perdagangan lokal menjadi lebih sering diwarnai oleh konflik.
Dampak pelayaran bangsa barat ke Nusantara pada pola pelayaran masyarakat dapat dilihat dari perubahan teknologi pelayaran hingga konflik maritim. Adanya pelayaran bangsa barat juga mempengaruhi pergeseran pusat pelabuhan dan dominasi perdagangan . (Fia)