Konten dari Pengguna

Empat Bentuk Upacara Adat di Daerah Jawa Timur yang Menarik Dipelajari

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Februari 2024 23:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi upacara adat di Jawa Timur (Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi upacara adat di Jawa Timur (Pexels)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upacara adat adalah bagian yang berharga dalam memperkaya identitas dan keberagaman budaya Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu provinsi yang kaya akan keberagaman budaya, terdapat empat bentuk upacara adat di daerah Jawa Timur yang menggambarkan kekayaan tradisi dan kepercayaan masyarakatnya.

Pengertian Upacara Adat

ilustrasi Upacara Adat di Jawa Timur (Pexels)
Mengutip buku Indonesia Nan Indah: Upacara Adat karya Herni Rahayu, upacara adat merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara turun-temurun untuk memperingati atau merayakan suatu peristiwa tertentu.
Upacara ini juga sering kali memiliki makna spiritual dan mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Berbagai Bentuk Upacara Adat di Daerah Jawa Timur

Berikut ini adalah empat upacara adat yang menarik untuk dipelajari diantara berbagai upacara adat yang dimili masyarakat Jawa Timur:

1. Keduk Beji

Upacara Tradisional Keduk Beji adalah suatu ritual adat yang dilaksanakan dengan maksud membersihkan sendang (danau) di wilayah Tawun, Kasreman, Ngawi.
ADVERTISEMENT
Istilah "Keduk Beji" berasal dari gabungan dua kata, yakni Keduk dan Beji.
Keduk dalam konteks ini merujuk pada tindakan membersihkan, sementara Beji mengacu pada nama tempat yang menjadi fokus pembersihan.
Masyarakat Tawun meyakini bahwa Sendang Beji memiliki keberkahan dan memiliki nilai sakral yang tinggi.

2. Yadnya Kasada

Ritual Yadnya Kasada yang diselenggarakan setiap bulan Kasada pada hari ke-14 dalam kalender Jawa, bertujuan untuk melindungi masyarakat dari berbagai bencana dan bahaya.
Upacara ini dilakukan dengan memberikan persembahan kepada Sang Hyang Widhi di kawah puncak Gunung Bromo.
Partisipan dalam ritual ini adalah masyarakat keturunan Rara Anteng dan Jaka Seger yang tinggal di empat lokasi Kabupaten, yaitu Lumajang, Pasuruan, Probolinggo, dan Malang.

3. Kebo-keboan

Kebo-keboan adalah salah satu ritual adat yang berasal dari Suku Osing di Desa Banyuwangi, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, para peserta akan mengenakan kostum yang menyerupai kerbau. Upacara Kebo-keboan merupakan ekspresi syukur dari masyarakat Suku Osing terhadap hasil panen yang mereka peroleh.
Selain itu, ritual ini juga memiliki tujuan sebagai acara pembersihan desa untuk melindungi masyarakat dari berbagai risiko dan bahaya.

d. Larung Sembonyo

Upacara Adat Larung Sembonyo merupakan sebuah tradisi sedekah laut yang diadakan oleh komunitas lokal di Pantai Prigi, sebuah lokasi yang terletak di kota Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.
Praktik ini masih terus dijalankan oleh penduduk sekitar Pantai Prigi sebagai wujud rasa syukur terhadap hasil laut yang diberikan oleh alam.
Upacara adat tersebut juga telah menjadi bagian integral dari warisan budaya yang lestari di Kota Trenggalek.
Keempat bentuk upacara adat di Jawa Timur tersebut memberikan gambaran tentang kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Dengan menjaga dan mempelajari tradisi ini, siapa saja dapat lebih memahami serta menghargai nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi. (AZZ)