Konten dari Pengguna

Filosofi Masyarakat Jawa, Panduan Etika dan Moral dalam Kehidupan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 Februari 2025 19:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Filosofi Masyarakat Jawa,Foto: Pexels/Kal 347
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Filosofi Masyarakat Jawa,Foto: Pexels/Kal 347
ADVERTISEMENT
Filosofi Masyarakat Jawa memiliki nilai-nilai yang dalam dan kaya, yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari tata krama hingga cara pandang terhadap alam dan hubungan antar sesama.
ADVERTISEMENT
Filosofi ini menekankan pentingnya keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan, serta keutamaan dalam menjaga hubungan baik dengan orang lain melalui sikap saling menghormati dan menjaga adat istiadat.

Filosofi Masyarakat Jawa

Ilustrasi Filosofi Masyarakat Jawa,Foto: Pexels/Candra Adi Pratama
Filosofi masyarakat Jawa memiliki beragam ajaran yang dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan.
Salah satu yang menarik dikutip dari jurnal Filosofi Jawa Nrimo Ditinjau Dari Sila Ketuhanan Yang Maha Esa oleh Nisa A’rafiyah (2017) adalah filosofi hidup nrimo, yang memiliki akar kuat dalam budaya Jawa.
Istilah nrimo sering kali terdengar dalam ungkapan nrimo ing pandum, makaryo ing nyoto, yang menggambarkan pandangan hidup yang dapat memberi kedamaian dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Secara bahasa, nrimo ing pandum berarti menerima pemberian atau takdir dengan lapang dada. Ungkapan ini mengajarkan masyarakat Jawa untuk menerima apa yang telah diberikan oleh Tuhan, baik itu kebahagiaan maupun cobaan.
ADVERTISEMENT
Sikap nrimo atau menerima ini bukan berarti pasrah tanpa usaha atau bertindak pasif, tetapi lebih kepada pengakuan bahwa tidak semua hal dalam hidup dapat dikendalikan oleh manusia.
Ada kalanya seseorang harus menerima kenyataan, baik itu dalam situasi sukses maupun kegagalan, dengan rasa syukur dan ketenangan hati.
Bagian kedua dari filosofi ini yaitu makaryo ing nyoto, mengajarkan untuk bekerja dengan nyata dan sungguh-sungguh. Ini adalah bagian yang saling melengkapi dengan nrimo ing pandum.
Setelah menerima takdir dan pemberian Tuhan, individu diharapkan untuk bekerja keras, berusaha secara maksimal dalam setiap aspek kehidupan.
Makaryo ing nyoto menekankan pentingnya tindakan konkret, yakni berusaha dengan sepenuh hati dalam mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Filosofi ini mendorong individu untuk tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan atau bereaksi berlebihan terhadap suatu peristiwa.
Dengan sikap nrimo, seseorang berusaha untuk mengendalikan emosi, baik marah, kecewa, rendah diri, atau bahkan putus asa.

Panduan Etika dan Moral dalam Kehidupan Masyarakat Jawa

Ilustrasi Filosofi Masyarakat Jawa,Foto: Pexels/Ditta Alfianto
Filosofi kehidupan masyarakat Jawa mencakup berbagai nilai yang dijunjung tinggi dalam berinteraksi dan menjalani hidup sehari-hari.
Salah satunya adalah tepa selira, yang mengajarkan untuk selalu mempertimbangkan perasaan orang lain dan berempati dalam setiap tindakan.
Kedua, rukun mengajarkan pentingnya hidup harmonis dalam keluarga dan masyarakat, serta menghindari perselisihan dengan mencari solusi damai.
Ketiga, gotong royong mencerminkan sikap saling membantu tanpa pamrih, mempererat hubungan antar individu dan meringankan beban bersama.
Keempat, masyarakat Jawa sangat menghargai hormat pada orang tua dan leluhur, sebagai bentuk penghormatan yang mendalam terhadap peran mereka dalam membentuk masa depan.
ADVERTISEMENT
Kelima, adat dan tata krama juga sangat penting mengatur cara berpakaian, berbicara, dan bertindak dengan sopan santun.
Keenam, konsep ngudi rasa mengajarkan untuk mencari makna dalam setiap tindakan, tidak sekadar hidup secara mekanis, tetapi dengan pemahaman yang mendalam tentang nilai kehidupan.
Terakhir, kesederhanaan dan kerendahan hati adalah nilai yang sangat dihormati, mengutamakan keikhlasan dan tidak memamerkan kekayaan atau kemewahan, melainkan menjaga sikap rendah hati dalam setiap aspek kehidupan.
Itulah filosofi masyarakat Jawa mencerminkan nilai-nilai luhur yang mengedepankan keharmonisan, empati, dan kerendahan hati dalam setiap aspek kehidupan. (shr)