Konten dari Pengguna

Filosofi Onde-Onde yang Tersembunyi dalam Kue Tradisional

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
20 September 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi filosofi onde-onde. Foto: Pixabay.com/envandrare
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi filosofi onde-onde. Foto: Pixabay.com/envandrare
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Filosofi onde-onde mencerminkan kue tradisional yang sarat makna budaya.
Kue ini tidak hanya menggugah selera, tetapi juga mengandung simbol-simbol penting yang merepresentasikan nilai-nilai dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT

Filosofi Onde-onde

Ilustrasi filosofi onde-onde. Foto:Unsplash/Fikri Rasyid
Sebelum memahami filosofi onde-onde, penting juga untuk mengetahui asal usul dari kue satu ini.
Dikutip dari p2k.stekom.ac.id, onde-onde berasal dari Tiongkok, khususnya pada masa Dinasti Tang.
Kue ini awalnya dikenal sebagai "tangyuan" dan menjadi populer sebagai makanan resmi di daerah Changan, kini dikenal sebagai Xi'an. Seiring waktu, onde-onde diadaptasi oleh masyarakat Indonesia dan menjadi bagian integral dari kuliner lokal.
Kemudian filosofi onde-onde terletak pada bentuk dan isi kue tersebut.

1. Lambang Persatuan

Bentuk bulat onde-onde melambangkan persatuan. Dalam tradisi, simbol ini menunjukkan pentingnya kebersamaan dan harmonisasi antarindividu.

2. Harapan dan Kenikmatan

Onde-onde menyimpan harapan akan kekuatan dan kenikmatan.
Rasa manis dan kenyal yang ditawarkan oleh kue ini diharapkan dapat memberikan kebahagiaan dan kesenangan bagi siapa saja yang menikmatinya.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadikan onde-onde sebagai pilihan yang populer dalam berbagai perayaan.

3. Simbol Keberuntungan

Selanjutnya, dalam pandangan masyarakat Tionghoa, onde-onde dianggap sebagai simbol keberuntungan. Warna kekuningan dan bentuknya yang bulat diyakini membawa hoki.
Kepercayaan ini mengaitkan onde-onde dengan keberuntungan dalam kehidupan, terutama saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Permukaan onde-onde yang ditutupi biji wijen juga menjadi lambang harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Biji wijen melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Dalam konteks ini, onde-onde tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga membawa harapan yang lebih besar bagi pemakannya.
Selain itu, nama lain dari onde-onde, yaitu umba-umba, memiliki makna sebagai doa. Nama ini merefleksikan harapan untuk kehidupan yang lebih meningkat dan berkah bagi pemakannya.
Kue ini sering disajikan dalam acara-acara penting, sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, filosofi onde-onde mengajarkan pengguna tentang pentingnya persatuan, harapan, dan keberuntungan. Kue ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga simbol nilai-nilai luhur yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Onde-onde berfungsi lebih dari sekadar hidangan, melainkan sebagai pengingat akan kekuatan budaya dan tradisi yang mengikat masyarakat.