Konten dari Pengguna

Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis dan Sejarahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
5 Desember 2024 17:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis. Pexels/Onin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis. Pexels/Onin
ADVERTISEMENT
Fosil manusia purba Homo floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood di Liang Bua, Flores, Indonesia, pada tahun 2003.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini mengguncang dunia arkeologi karena fosil tersebut menggambarkan spesies manusia purba yang memiliki tubuh kecil, tinggi sekitar satu meter, dan otak yang lebih kecil dibandingkan manusia modern.
Dikutip dari buku A New Human, Mike J. Morwood dan Penny van Oosterzee, 2007:45, dijelaskan bahwa Homo floresiensis hidup sekitar 60.000 hingga 100.000 tahun lalu, menjadi salah satu cabang penting dalam evolusi manusia.

Penemuan Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis di Liang Bua

Ilustrasi Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis. Pexels/Talha Aytan
Penemuan fosil manusia purba Homo floresiensis ini sebagai bagian dari proyek penelitian yang bertujuan untuk mempelajari pola migrasi manusia purba di wilayah Indonesia.
Fosil utama yang ditemukan adalah LB1, kerangka hampir lengkap yang mencakup tengkorak dan bagian tubuh lainnya.
Berdasarkan buku The Hobbit's Tale: Rediscovering the Flores People, Smith, 2008:120, fosil ini diklasifikasikan sebagai spesies baru karena perbedaan signifikan dengan Homo sapiens dan Homo erectus, termasuk ukuran tubuh dan karakteristik morfologi.
ADVERTISEMENT

Karakteristik Homo Floresiensis

Ilustrasi Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis. Pexels/Alejandro Quintanar
Homo floresiensis, sering disebut "manusia hobbit," memiliki ciri unik seperti dahi rendah, tulang alis yang tebal, dan rahang tanpa dagu. Homo floresiensis menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa di lingkungan pulau dengan sumber daya terbatas.
Mereka diketahui menggunakan alat batu sederhana untuk berburu hewan seperti Stegodon, gajah kerdil yang juga ditemukan di Flores. Penemuan ini mengindikasikan bahwa Homo floresiensis memiliki kemampuan kognitif lebih tinggi dibandingkan ukuran otaknya.

Kontroversi dan Relevansi Penemuan

Ilustrasi Fosil Manusia Purba Homo Floresiensis. Pexels/Suki Lee
Fosil manusia purba Homo floresiensis yang ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood di lokasi yang menjadi pusat perdebatan ilmiah mengenai status evolusi Homo floresiensis.
Beberapa ahli berpendapat bahwa spesies ini adalah Homo sapiens dengan kelainan pertumbuhan, namun analisis genetika dan anatomi menunjukkan bahwa ini adalah spesies terpisah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku The Humans Who Went Extinct, Clive Finlayson, 2009:88, diungkapkan bahwa Homo floresiensis menjadi bukti penting keragaman evolusi manusia.
Penemuan fosil Homo floresiensis memperkaya pemahaman tentang evolusi manusia dan menunjukkan adaptasi luar biasa spesies purba di lingkungan pulau.
Fosil manusia purba Homo floresiensis mengungkapkan spesies unik yang menantang paradigma tentang sejarah manusia.
Penemuan ini menjadi tonggak penting dalam studi arkeologi dan evolusi manusia, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai buku ilmiah yang mendalami misteri kehidupan mereka. (Mona)