Konten dari Pengguna

Hubungan Merkantilisme dengan Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
1 September 2024 22:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme  dan imperialisme barat di Hindia Belanda, Unsplash/Lintang Drestanta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di Hindia Belanda, Unsplash/Lintang Drestanta
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di Hindia Belanda. Merkantilisme, kolonialisme, dan imperialisme adalah tiga konsep yang saling berkaitan erat dalam sejarah ekonomi dan politik global, terutama di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketiga konsep ini menggambarkan bagaimana kekuatan ekonomi dan politik dari negara-negara Eropa membentuk dan mempengaruhi wilayah-wilayah kolonial mereka.
Lantas jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di Hindia Belanda!

Jelaskan Hubungan Merkantilisme dengan Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Hindia Belanda

Ilustrasi Jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di Hindia Belanda, Unsplash/Hartono Creative Studio
Mengutip dari buku pelajaran Sejarah 3 oleh Drs. Sardiman A.M, M.Pd., 2008, Merkantilisme adalah sistem politik ekonomi untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan keuangan suatu bangsa dengan pemerintah.
Prinsip utamanya adalah bahwa kekayaan negara diukur dari jumlah logam mulia yang dimiliki, seperti emas dan perak.
Untuk meningkatkan kekayaan ini, negara-negara merkantilisme mendorong ekspor yang tinggi dan impor yang rendah, serta intervensi negara dalam ekonomi untuk mempromosikan industri domestik dan perdagangan.
ADVERTISEMENT
Merkantilisme menganggap koloni sebagai sumber daya yang penting untuk mendukung kebijakan ekonomi ini. Koloni dianggap sebagai penyedia bahan baku murah dan pasar bagi produk-produk industri negara penjajah.
Merkantilisme di Indonesia mendorong negara-negara Eropa, terutama Belanda, untuk menjajaki dan menguasai wilayah baru.
Belanda, dengan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) sebagai alat utamanya, melakukan ekspansi ke Indonesia untuk mengakses rempah-rempah dan komoditas berharga lainnya yang sangat dibutuhkan di pasar Eropa.
Praktik merkantilisme ini secara langsung mengarah pada kolonialisme di Indonesia. Kolonialisme mengacu pada tindakan suatu negara untuk menguasai dan mengeksploitasi wilayah asing.
Dalam konteks ini, Belanda mulai menguasai wilayah-wilayah di Indonesia, mendirikan pos-pos perdagangan, dan memonopoli perdagangan rempah-rempah serta komoditas lainnya.
Kolonialisme Belanda di Indonesia melibatkan berbagai bentuk kontrol politik dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Belanda mengatur sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang memaksa petani Indonesia untuk menanam tanaman tertentu, seperti kopi dan tebu, untuk kepentingan perdagangan Belanda.
Hal ini mengakibatkan eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja yang merugikan penduduk lokal.
Selain itu, Belanda juga membangun infrastruktur, seperti pelabuhan dan jalur kereta api, yang berfungsi untuk mempermudah pengangkutan barang-barang berharga dari koloni ke Eropa.
Imperialisme, yang merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan kolonialisme, mencakup dominasi dan pengaruh yang lebih dalam atas suatu wilayah.
Imperialisme tidak hanya mengontrol wilayah secara langsung, tetapi juga mengatur struktur sosial, ekonomi, dan politik di wilayah tersebut.
Saat di Indonesia, imperialisme Belanda tidak hanya melibatkan penguasaan teritorial dan eksploitasi ekonomi, tetapi juga penanaman ideologi dan nilai-nilai Eropa.
ADVERTISEMENT
Penjajah Belanda mendirikan sistem pendidikan, pemerintahan, dan hukum yang mengikuti model Eropa, sering kali mengabaikan dan menghilangkan budaya dan sistem lokal.
Proses imperialisme ini mengubah struktur sosial masyarakat Indonesia.
Dengan memonopoli ekonomi dan kontrol politik, Belanda menciptakan ketergantungan ekonomi yang mendalam dan menghilangkan kesempatan bagi pengembangan ekonomi lokal yang mandiri.
Selain itu, imperialisme Belanda juga memperkenalkan sistem klasifikasi sosial yang membedakan antara golongan Eropa, Timur Asing, dan pribumi, yang memperdalam kesenjangan sosial di masyarakat.
Secara keseluruhan, hubungan antara merkantilisme, kolonialisme, dan imperialisme di Indonesia menggambarkan bagaimana kebijakan ekonomi dan politik Eropa membentuk dan memengaruhi sejarah Indonesia.
Merkantilisme sebagai dasar teori ekonomi memotivasi ekspansi kolonial, yang kemudian berkembang menjadi imperialisme yang lebih luas dan mendalam.
ADVERTISEMENT
Proses ini tidak hanya mengubah peta politik dan ekonomi Indonesia tetapi juga meninggalkan dampak jangka panjang pada masyarakat dan budaya lokal.
Demikianlah jelaskan hubungan merkantilisme dengan perkembangan kolonialisme dan imperialisme barat di Hindia Belanda.