Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ideologi Patriarki dalam Konteks Masyarakat Indonesia dan Contohnya
18 Desember 2024 17:11 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ideologi patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dominan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ideologi patriarki dalam konteks masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Contohnya dalam aspek keseharian seperti keluarga, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam sistem ini, perempuan seringkali berada dalam posisi subordinat atau lebih rendah.
Dikutip dari ejurnal.iainpare.ac.id, Persepsi Masyarakat Terhadap Kesetaraan Gender, di Indonesia, ideologi patriarki masih cukup kuat, meskipun perkembangan zaman dan perjuangan kesetaraan gender terus meningkat.
Ideologi Patriarki dalam Konteks Masyarakat Indonesia dan Contoh-Contohnya
Indonesia sebagai negara dengan keberagaman budaya dan adat istiadat masih memegang banyak nilai-nilai tradisional. Salah satunya ideologi patriarki dalam konteks masyarakat Indonesia.
Sebagian besar nilai tersebut memosisikan laki-laki sebagai pemimpin, sedangkan perempuan ditempatkan dalam ranah domestik atau urusan rumah tangga.
Secara historis, sistem patriarki ini diperkuat oleh berbagai faktor, seperti norma agama, budaya, dan pola pendidikan yang diwariskan turun-temurun.
ADVERTISEMENT
Misalnya, di beberapa daerah, peran laki-laki dalam pengambilan keputusan keluarga dianggap lebih dominan dibandingkan perempuan.
Contoh-Contoh Ideologi Patriarki di Indonesia
Berikut ini beberapa contoh ideologi patriarki dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
1. Pembagian Peran Gender di Rumah Tangga
Salah satu contoh yang paling umum adalah persepsi bahwa perempuan bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci, dan mengasuh anak.
Sementara laki-laki berperan sebagai pencari nafkah utama. Meskipun banyak perempuan yang bekerja di luar rumah, mereka seringkali tetap dibebani tanggung jawab domestik.
2. Ketimpangan di Dunia Kerja
Di dunia kerja, perempuan sering menghadapi glass ceiling atau hambatan tak kasat mata untuk menduduki posisi kepemimpinan.
Contohnya, meskipun banyak perempuan berpendidikan tinggi, jumlah mereka di posisi manajerial atau eksekutif masih lebih rendah dibandingkan laki-laki.
ADVERTISEMENT
3. Adat Pernikahan dan Warisan
Di beberapa daerah di Indonesia, terdapat adat yang lebih mengutamakan laki-laki sebagai penerima hak waris.
Contoh ini bisa dilihat dalam budaya Minangkabau (matrilineal), di mana meskipun sistem warisan berpihak pada perempuan, namun pemimpin keluarga tetap seorang laki-laki.
4. Representasi Perempuan dalam Politik
Dalam dunia politik, partisipasi perempuan masih minim. Meskipun ada kebijakan kuota 30% keterwakilan perempuan dalam partai politik dan parlemen, realisasinya masih jauh dari ideal.
Perempuan sering dianggap kurang kompeten untuk memimpin dibandingkan laki-laki.
5. Stereotip dalam Pendidikan
Stereotip gender juga muncul dalam pendidikan, seperti anggapan bahwa bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) lebih cocok untuk laki-laki, sementara perempuan diarahkan pada bidang-bidang yang lebih “lembut,” seperti seni atau kesehatan.
Melalui pendidikan, perubahan pola pikir, dan kebijakan yang mendukung, diharapkan ideologi patriarki dapat bertransformasi menuju masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
ADVERTISEMENT
Ideologi patriarki dalam konteks masyarakat Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat dalam dalam kehidupan. Meskipun perlahan mengalami pergeseran, namun masyarakat perlu untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi. (Aya)