Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Bani Israil Menyembelih Sapi Betina yang Penuh Hikmah
11 Maret 2025 13:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah Bani Israil menyembelih sapi merupakan salah satu peristiwa yang diceritakan dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Baqarah ayat 67–73.
ADVERTISEMENT
Di dalam bahasa Arab, sapi betina disebut baqaratun. Surah ini disebut dengan Surah Al-Baqarah karena kisah penyembelihan sapi betina ini diceritakan di dalamnya.
Kisah Bani Israil Menyembelih Sapi
Dikutip dari buku Perintah dan Larangan Di Dalam Al-Qur’an, Mansur Ritonga Lc., M.Pd., (2024:56-60), kisah Bani Israil menyembelih sapi betina terjadi di masa Nabi Musa. Di masa itu, Bani Israil pernah diperintahkan oleh Allah Swt untuk menyembelih sapi betina.
Peristiwa penyembelihan sapi ini berawal ketika terjadi pembunuhan yang terjadi pada waktu itu. Dikisahkan di kalangan Bani Israil hiduplah seorang laki-laki kaya raya dan tidak memiliki anak.
Dia memiliki seorang keponakan satu-satunya yang akan menjadi ahli warisnya. Laki-laki yang kaya raya ini berumur panjang sedangkan keponakannya telah lama menunggu saat kematiannya agar mewarisi seluruh hartanya.
ADVERTISEMENT
Karena lama menunggu tetapi laki-laki kaya raya tersebut belum juga meninggal sehingga keponakannya itu kehilangan kesabaran dan memutuskan membunuh paman kandungnya sendiri.
Dia melakukannya pada malam hari. Setelah membunuh pamannya, dia meletakkan mayat pamannya di antara 2 kampung agar penduduk dari 2 kampung itu bertikai dan saling menuduh sebagai pelaku pembunuhan tersebut.
Keesokan harinya, para penduduk dihebohkan dengan penemuan mayat laki-laki kaya raya yang mati mengenaskan itu. Penduduk kedua kampung itu kemudian saling menuduh dan bertikai mengenai siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Dalam kisah Bani Israil menyembelih sapi, kejadian itu hampir menimbulkan perang dan kekacauan di kalangan Bani Israil.
Pada akhirnya, para penduduk mengadu dan meminta keadilan serta penyelesaian kepada Nabi Musa untuk mengetahui siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, keponakan laki-laki kaya yang terbunuh tersebut memperlihatkan kesedihan yang mendalam atas kematian pamannya padahal dia melakukannya agar tidak ada yang mencurigainya membunuh pamannya sendiri.
Nabi Musa kemudian bermunajat seraya berdoa kepada Allah Swt agar diberikan petunjuk untuk mengetahui pelakunya. Allah mengabulkan permintaan Nabi Musa dan menyuruh agar menyampaikan kepada Bani Israil agar menyembelih seekor sapi.
Dengan melakukan penyembelihan itu, maka akan diketahui siapa pelaku pembunuhan yang sebenarnya.
Awalnya, para penduduk merasa ragu untuk melaksanakan penyembelihan sapi itu karena menganggap seolah-olah Nabi Musa mempermainkan dan mengolok-olok penduduk.
Tetapi setelah diyakinkan oleh Nabi Musa bahwa itu merupakan perintah dari Allah, para penduduk akhirnya melaksanakan perintah untuk menyembelih sapi tersebut.
Setelah penduduk menyembelih sapi betina itu, Allah memerintahkan untuk menggali makam laki-laki yang kaya raya itu kemudian memukul mayatnya dengan ekor sapi betina.
ADVERTISEMENT
Setelah mayatnya dipukul dengan ekor sapi betina, maka dengan kekuasaan Allah hiduplah mayat laki-laki yang kaya raya itu dan memberitahu bahwa pembunuhnya adalah keponakannya sendiri yang merupakan ahli waris satu-satunya.
Setelah menjawab pertanyaan Nabi Musa, dia pun meninggal lagi seperti semula. Pada akhirnya, keponakannya itu tidak mendapatkan warisan sama sekali.
Kisah Bani Israil menyembelih sapi ini menjadi pelajaran bagi umat Islam agar lebih patuh terhadap ajaran agama dan tidak mempersulit hal-hal yang telah diperintahkan dengan sikap membangkang atau banyak alasan. (Mey)