Konten dari Pengguna

Kisah Gunung Tangkuban Perahu sebagai Legenda Turun Temurun di Jawa Barat

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 Mei 2024 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah gunung tangkuban perahu. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah gunung tangkuban perahu. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kisah Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat tidak lepas dari tokoh legendaris Sangkuriang dan Dayang Sumbi yang dipercaya turun temurun.
ADVERTISEMENT
Artikel di bawah ini akan menceritakan lebih lanjut tentang kisah Gunung Tangkuban Perahu yang sarat dengan nilai moril.

Kisah Gunung Tangkuban Perahu

Ilustrasi kisah gunung tangkuban perahu. Foto: Pexels
Dilansir dari buku Dayang Sumbi yang Pintar: Kisah Sangkuriang karya Ali Muakhir, berikut adalah kisah Gunung Tangkuban Perahu yang menarik diketahui.
Pada suatu ketika, ade seorang puteri raja di Jawa Barat yang bernama Dayang Sumbi. Dia memiliki seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang.
Anak tersebut gemar berburu ditemani oleh Tumang yang merupakan seekor anjing istana. Sangkuriang tidak tahu kalau anjing itu adalah titisan dewa sekaligus ayahnya.
Hingga suatu hari, Tumang tidak mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan. Sangkuriang akhirnya mengusir anjing tersebut ke dalam hutan.
Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada Ibunya saat kembali ke istana, tapi Dayang Sumbi menjadi sangat marah hingga tanpa sengaja memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi.
ADVERTISEMENT
Sangkuriang kecewa dan marah hingga memilih pergi mengembara. Sedangkan, Dayang Sumbi menyesal dan memilih untuk bertapa hingga ia diberi berkah berupa awet muda dengan kecantikan abadi.
Setelah bertahun-tahun, Sangkuriang kembali dan dia melihat wanita cantik yang membuatnya terpesona. Wanita itu tidak lain tidak bukan adalah Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi juga terpesona akan ketampanan Sangkuriang. Hingga suatu hari, Dayang Sumbi melihat bekas luka di kepala Sangkuriang yang merupakan calon suaminya.
Menyadari Sangkuriang adalah putranya, Dayang Sumbi berupaya untuk menggagalkan pernikahannya. Dia mengajukan dua buah syarat.
Pertama, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membendung sungai Citarum. Kedua, dia minta sang putra untuk membuat sebuah sampan besar yang bisa menyeberangi sungai.
Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar datang. Sangkuriang bertapa dan dengan kesaktiannya, dia mengerahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
Dayang Sumbi yang mengetahui kalau pekerjaan hampir selesai, segera memerintahkan pasukan untuk menggelar kain sutera merah di sebelah timur kota.
Mengira kalau fajar sudah menyingsing akibat warna merah itu, Sangkuriang sangat marah dan menghentikan pekerjaannya.
Akhirnya, Sangkuriang menjebol bendungan yang dibuatnya hingga terjadi banjir besar di seluruh kota. Dia juga menendang perahu besar yang dibuatnya.
Perahu itu melayang dan jatuh telungkup kemudian menjadi sebuah gunung di bagian utara kota Bandung yang bernama Tangkuban Perahu.
Demikian adalah kisah Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat yang legendaris. (SP)