Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Ibrahim bin Adham, Sang Pencari Kebenaran
10 Maret 2025 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan hati yang ikhlas, ia memilih menjadi seorang sufi, mengembara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengajarkan nilai-nilai ketakwaan. Perjalanan hidupnya menjadi inspirasi bagi banyak orang tentang makna sejati dari kebahagiaan dan ketenangan batin.
Kisah Ibrahim bin Adham
Mengutip dari jabar.nu.or.id, kisah Ibrahim bin Adham adalah cerminan transformasi spiritual yang mendalam dari seorang raja yang memilih jalan kesederhanaan dan ketakwaan.
Lahir sekitar tahun 718 M di Balkh, wilayah yang kini dikenal sebagai Afghanistan, Ibrahim berasal dari keluarga bangsawan yang kaya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa keluarganya memiliki hubungan kekerabatan dengan Khalifah Umar bin Khattab.
Sebagai penguasa Balkh, Ibrahim hidup dalam kemewahan hingga suatu peristiwa mengubah jalan hidupnya.
Menurut legenda yang diceritakan oleh Farid ud-Din Attar, suatu malam saat berada di istananya, Ibrahim mendengar suara langkah di atap. Ketika ditanya, seseorang menjawab bahwa mereka mencari unta yang hilang.
ADVERTISEMENT
Ibrahim menanggapi bahwa mustahil menemukan unta di atap istana, yang kemudian dijawab bahwa sama halnya mustahil menemukan Tuhan dalam kemewahan istana. Peringatan ini menggugah kesadaran spiritual Ibrahim.
Setelah pengalaman tersebut, Ibrahim memutuskan meninggalkan tahtanya dan memilih hidup sebagai seorang sufi yang mengembara.
Ia menetap di Suriah, menjalani kehidupan sederhana dan bekerja sebagai buruh untuk memenuhi kebutuhannya, menolak untuk meminta-minta.
Ibrahim juga dikenal berpartisipasi dalam ekspedisi militer melawan Bizantium dan diyakini meninggal sekitar tahun 782 M dalam salah satu ekspedisi tersebut.
Kisah transformasi Ibrahim bin Adham sering dibandingkan dengan perjalanan spiritual Siddhartha Gautama (Buddha), karena keduanya meninggalkan kehidupan mewah demi mencari pencerahan spiritual.
Cerita tentang Ibrahim telah menginspirasi banyak karya sastra sufi dan tetap menjadi simbol pengorbanan duniawi untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan.
ADVERTISEMENT
Itulah penjelasan mengenai kisah Ibrahim bin Adham, sang pencari kebenaran . (Adi)