Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid, Khalifah Kelima Bani Abbasiyah
11 Maret 2025 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid membawa umat Islam untuk mendalami masa kejayaan Bani Abbasiyah. Di bawah kepemimpinannya, Kekhalifahan Abbasiyah mencapai puncak kejayaan dalam berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Sejarah dan Pengajarannya, Anada Yura Nura Faizilla, dkk., (2022:3), Harun Ar-Rasyid merupakan anak dari Muhammad Al-Mahdi, dan khalifah ke-5 dari Kekhalifahan Abbasiyah yang memerintah pada tahun 786-803 M.
Kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid
Kepemimpinan Khalifah Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai The Golden Age of Islam atau masa keemasan Islam. Berikut adalah kisah khalifah Harun Ar-Rasyid yang memukau.
Masa Muda Harun Ar-Rasyid
Harun Ar-Rasyid lahir pada Februari 763 M di kota Rayy. Sejak kecil, beliau mendapatkan pendidikan di istana dan dibimbing oleh Yahya bin Khalid, anggota keluarga Barmak yang memiliki pengaruh dalam pemerintahan.
Berkat kecerdasannya, Harun Ar-Rasyid mulai terlibat dalam urusan pemerintahan ayahnya meskipun masih berusia muda. Beliau dipercaya untuk memimpin ekspedisi militer melawan Bizantium pada tahun 779-780 M dan 781-782 M.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi khalifah, Harun Ar-Rasyid juga pernah memegang jabatan sebagai gubernur selama dua kali, di as-Saifah (779 M), dan di Magribi (780 M). Setelah itu, khalifah Al-Mahdi kemudian mengukuhkannya sebagai putra mahkota.
Kepemimpinan Harun Ar-Rasyid
Selama masa kepemimpinannya, Harun Ar-Rasyid berhasil meletakkan pondasi dan prinsip-prinsip dengan kokoh seperti di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Namun, yang paling berkembang adalah ilmu pengetahuan.
Di kota Baghdad, bangunan megah, termasuk fasilitas peribadatan, pendidikan, kesehatan, serta pusat perdagangan dibangun. Beliau juga mendanai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang penerjemahan dan penelitian.
Harun Ar-Rasyid mengembangkan departemen studi ilmiah dan penerjemahan yang didirikan oleh kakeknya, Al-Mansur. Berkat kedermawanannya, Baghdad menjadi pusat intelektual yang menarik para cendekiawan dari berbagai penjuru dunia.
ADVERTISEMENT
Wafatnya Harun Ar-Rasyid
Dalam perjalanannya menuju Khurasan untuk menumpas pemberontakan, Harun Ar-Rasyid jatuh sakit dan berhenti bersama rombongannya di desa Sanabad, dekat kota Tus. Di tempat itu beliau wafat pada 4 Jumadil Akhir 193 H (809 M).
Demikianlah kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid. Kejayaannya memimpin Dinasti Abbasiyah selama 23 tahun 6 bulan membuatnya menjadi salah satu khalifah yang dihormati dalam sejarah Islam . (Nab)