Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kisah Martha Christina Tiahahu dari Perjuangan hingga Akhir Hidupnya
10 November 2024 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kisah Martha Christina Tiahahu adalah salah satu bukti sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Perempuan kelahiran 4 Januari 1800 ini mulai terlibat dalam peperangan kolonial Belanda sejak usia 17 tahun.
ADVERTISEMENT
Lahir pada tanggal 18 Januari 1800 di Pulau Nusalaut, Maluku , Martha dikenal sebagai sosok yang berani dan gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan tanah airnya dari penjajahan Belanda.
Keberaniannya membuat Martha Christina Tiahahu dijuluki sebagai Srikandi dari Tanah Maluku.
Kisah Martha Christina Tiahahu
Mengutip repositori.kemendikbud.go.id, pahlawan perempuan ini mulai terjun langsung ke medan perang pada usia 17 tahun.
Ia membantu Thomas Matulessy dalam Perang Pattimura yang berlangsung pada tahun 1817.
Martha tidak hanya menjadi saksi bisu perjuangan, namun juga mengambil peran yang sangat aktif.
Pada usia yang sangat muda, ia ditunjuk sebagai salah satu pemimpin pasukan, berdampingan dengan sang ayah (Kapitan Abubu) dan pemimpin-pemimpin lainnya.
ADVERTISEMENT
Sejak saat itu, Martha aktif berpartisipasi dalam peperangan untuk membela rakyat melawan tentara Belanda.
Namun, pada tanggal 14 November 1817, rombongan pasukan Martha ditangkap oleh pasukan penjajah.
Meskipun memiliki peran penting dalam perjuangan, Martha hanya ditahan karena dianggap di bawah umur. Akan tetapi, ayahnya harus dihukum mati.
Setelah wafat ayahnya, Martha Christina Tiahahu melanjutkan perjuangan dengan mengumpulkan sisa pasukan ayahnya.
Namun, dia tertangkap oleh pasukan Belanda dan dibuang ke Pulau Jawa. Dalam perjalanan menuju Pulau Jawa, Martha Christina Tiahahu menolak makan dan minum, serta obat yang diberikan oleh pasukan Belanda.
Kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu semakin memburuk dan nasib tragis mengakhiri perjuangannya. Pada tanggal 2 Januari 1818, ia meninggal di atas Kapal Eversten.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Belanda membuang jenazah pahlawan muda ini ke Laut Banda atas perintah Komandan Ver Huell.
Tindakan tersebut seolah ingin menghapus jejak keberanian dan semangat juangnya.
Namun, kepahlawanannya terus dikenang dan dihormati oleh seluruh rakyat Indonesia. Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, pada tanggal 20 Mei 1969, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepadanya.
Gelar ini menjadi bukti abadi bahwa pengorbanan Martha tidaklah sia-sia dan namanya akan selalu terukir dalam sejarah perjuangan bangsa.
Itulah kisah Martha Christina Tiahahu yang merupakan contoh nyata keberanian perempuan dalam sejarah Indonesia. Perjuangannya menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya untuk tidak melawan rasa takut terhadap ketidakadilan. (Sc)