Konten dari Pengguna

Kisah Mimpi Thalhah bin Ubaidillah dan Hikmahnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Maret 2025 8:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah. Pixabay/Dramitkarkare.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah. Pixabay/Dramitkarkare.
ADVERTISEMENT
Kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah merupakan salah satu peristiwa yang memberikan pelajaran penting tentang keutamaan amal ibadah dan rahmat Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Thalhah bin Ubaidillah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dan termasuk dalam sepuluh orang yang dijamin masuk surga.
Mengutip dari buku Kisah dan Tauladan 10 Sahabat Nabi yang Masuk Surga, Oktavia Rokhimaturrizki (2022), Thalhah mendapat julukan Assyahidul Hayy atau syahid yang hidup setelah hampir mati ketika melawan kaum kafir dalam Perang Uhud.

Kisah Mimpi Thalhah bin Ubaidillah

Ilustrasi kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah. Pixabay/wphoto.
Sebagai seorang Muslim, kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah ini memberikan hikmah yang luar biasa.
Suatu malam, Thalhah bermimpi berada di depan pintu surga bersama dua orang lelaki dari suku Qudha'ah yang telah memeluk Islam.
Kedua lelaki tersebut dikenal sebagai pribadi yang taat dan bersemangat dalam berdakwah serta berjihad di jalan Allah.
Dalam mimpi tersebut, Thalhah melihat bahwa salah satu dari mereka yang meninggal karena sakit dipanggil masuk surga terlebih dahulu dibandingkan yang mati syahid.
ADVERTISEMENT
Keesokan harinya, Thalhah menceritakan mimpinya kepada para sahabat. Mereka merasa heran dan bertanya-tanya mengapa orang yang meninggal karena sakit masuk surga lebih dahulu daripada yang mati syahid.
Rasulullah SAW kemudian menjelaskan bahwa meskipun orang yang pertama mati syahid, tetapi orang yang kedua masih hidup setahun setelahnya.
Ia masih menjumpai ibadah puasa Ramadan dan melaksanakan salat selama setahun penuh. Oleh karena itu, derajatnya lebih tinggi.
Dari mimpi tersebut, umat Islam dapat mengambil hikmahnya, antara lain:

1. Keutamaan amal ibadah yang konsisten

Kisah ini mengajarkan bahwa amal ibadah yang dilakukan secara konsisten dan terus-menerus memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah SWT.
Meskipun mati syahid adalah derajat yang mulia, tetapi ibadah yang dilakukan secara rutin, seperti puasa Ramadan dan salat, dapat meningkatkan derajat seseorang di akhirat.
ADVERTISEMENT

2. Pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik

Orang yang hidup lebih lama memiliki kesempatan lebih banyak untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beramal saleh adalah hal yang sangat penting bagi setiap Muslim.

3. Rahmat dan keadilan Allah SWT

Allah SWT memberikan rahmat dan keadilan kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan amal perbuatan mereka.
Setiap amal kebaikan akan mendapatkan balasan yang setimpal dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang dilakukan oleh hamba-Nya.
Kisah mimpi Thalhah bin Ubaidillah ini menjadi pengingat bagi umat Islam untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Selain itu, umat Islam juga perlu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. (Rudin)