Konten dari Pengguna

Kisah Perang Uhud antara Umat Islam dengan Kaum Quraisy

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
12 Februari 2025 13:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Perang Uhud, Foto: Unsplash/Hasan Almasi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Perang Uhud, Foto: Unsplash/Hasan Almasi
ADVERTISEMENT
Kisah Perang Uhud merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Perang ini merupakan kelanjutan dari Perang Badar, di mana pasukan Muslim menghadapi tentara Quraisy yang dipimpin oleh Abu Sufyan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Rihlah, Iqbal, (2024: 16), setelah Islam berkembang pesat di Madinah, hubungan antara kaum Muslimin dan Quraisy semakin tegang, yang kemudian memicu terjadinya berbagai peperangan.

Kisah Perang Uhud

Ilustrasi Kisah Perang Uhud, Foto: Unsplash/Birmingham Museums Trust
Perang Uhud tidak hanya mengisahkan tentang pertempuran fisik, tetapi juga tentang pengorbanan, kesetiaan, dan pelajaran berharga yang diambil dari kesalahan selama perang. Berikut adalah kisah Perang Uhud.

1. Persiapan Kaum Quraisy

Kekalahan kaum Quraisy dalam Perang Badar meninggalkan rasa sakit yang mendalam bagi mereka. Sebagai balasannya, mereka merencanakan pembalasan. Langkah pertama yang mereka ambil adalah mengumpulkan barang dagangan.
Dipimpin oleh Abu Sufyan, kaum Quraisy membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin bergabung dalam memerangi umat Muslim. Setahun setelahnya, pasukan yang terdiri dari sekitar 3000 prajurit, termasuk sekutu dan kabilah kecil.
ADVERTISEMENT
Mereka membentuk pasukan besar yang kuat, terdiri dari 3000 personel, 700 di antaranya mengenakan baju besi, dan 100 pasukan berkuda. Pasukan ini bergerak menuju lembah Sabkhah yang menghadap Madinah.

2. Strategi Nabi Muhammad saw.

Di Madinah, Nabi Muhammad saw baru menerima kabar tentang kedatangan pasukan Quraisy dua atau tiga hari sebelum mereka memasuki kota. Nabi segera mengirim mata-mata, yaitu Anas, Mu'nis, dan Hubab, untuk mengumpulkan informasi.
Setelah mendapatkan laporan, Rasulullah saw memimpin pasukan yang terdiri dari 1000 orang menuju pegunungan Uhud. Namun, dalam perjalanan, beberapa kaum Muslimin mundur, sehingga pasukan yang tersisa hanya berjumlah 700 orang.
Nabi kemudian menunjuk sebuah detasemen yang beranggotakan pemanah terampil, yang dipimpin oleh Abdullah bin Jubair bin al-Nu’man al-Anshari al-Ausi. Rasulullah memerintahkannya untuk menduduki posisi di atas bukit.
ADVERTISEMENT

3. Terjadinya Perang Uhud

Pada tanggal 7 Syawal tahun ke-3 H/625 M, Perang Uhud terjadi. Awalnya, pasukan Madinah berhasil menguasai medan perang, mirip dengan Perang Badar. Namun, situasi kemudian berubah, dan kaum Muslimin akhirnya mengalami kekalahan.
Kekalahan ini disebabkan oleh kesalahan para pemanah yang meninggalkan posisi mereka, sehingga pasukan berkuda yang dipimpin Khalid bin Walid dapat dengan mudah menyerang dari belakang barisan Muslimin.
Demikianlah kisah Perang Uhud antara umat Islam dengan kaum Quraisy. Perang Uhud meninggalkan pelajaran besar tentang pentingnya taat pada perintah dan strategi yang telah ditetapkan. (Nabila)