news-card-video
13 Ramadhan 1446 HKamis, 13 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kisah Pohon Kurma yang Menangis dalam Sejarah Rasulullah

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
12 Maret 2025 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kisah Pohon Kurma yang Menangis dalam Sejarah Rasulullah, Foto: Pexels/Mahmoud Yahyaoui
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kisah Pohon Kurma yang Menangis dalam Sejarah Rasulullah, Foto: Pexels/Mahmoud Yahyaoui
ADVERTISEMENT
Kisah pohon kurma yang menangis merupakan salah satu peristiwa penuh makna dalam sejarah Islam yang menunjukkan keajaiban dan kasih sayang Rasulullah saw.
ADVERTISEMENT
Kisah ini menjadi pengingat akan hubungan yang erat antara makhluk dengan Nabi Muhammad saw serta bagaimana kecintaan dan keberkahan dapat dirasakan bahkan oleh benda yang tampaknya tidak bernyawa.
Mengutip situs https://labbio.uad.ac.id/, kurma kaya akan kalium, yang berperan dalam menjaga kesehatan jantung dan mengatur tekanan darah. Selain itu, kandungan antioksidannya membantu melindungi otak serta mendukung kesehatan mental.

Kisah Pohon Kurma yang Menangis

Ilustrasi Kisah Pohon Kurma yang Menangis dalam Sejarah Rasulullah, Foto: Pexels/Radwan Menzer
Kisah pohon kurma yang menangis adalah salah satu peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah saw dan menjadi bukti mukjizat beliau. Kisah ini diriwayatkan dalam berbagai hadits shahih dan menggambarkan betapa besarnya kecintaan makhluk terhadap Rasulullah saw.
Pada awalnya, ketika Rasulullah saw menyampaikan khutbah di Masjid Nabawi, beliau berdiri di atas sebatang pohon kurma yang dijadikan mimbar sederhana. Setiap kali khutbah Jumat, beliau bersandar pada batang kurma tersebut saat berbicara kepada para sahabat.
ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya jumlah umat Islam, para sahabat merasa perlu membuat mimbar yang lebih tinggi agar Rasulullah saw bisa lebih mudah dilihat dan didengar oleh jamaah. Maka, dibuatlah sebuah mimbar baru dari kayu dengan tiga anak tangga.
Ketika Rasulullah saw naik ke mimbar baru untuk pertama kalinya, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari batang pohon kurma yang dulu digunakan sebagai tempat bersandar.
Tangisan itu terdengar seperti suara anak kecil yang merintih karena kehilangan sesuatu yang dicintainya. Para sahabat yang hadir di masjid saat itu terkejut dan menyaksikan sendiri fenomena tersebut.
Melihat hal itu, Rasulullah saw turun dari mimbar dan mendekati batang pohon kurma tersebut. Beliau lalu mengusap dan memeluknya, sambil berbicara dengan lembut, seolah menenangkan pohon yang menangis itu. Setelah itu, suara tangisnya pun mereda.
ADVERTISEMENT
Peristiwa ini menunjukkan bahwa bukan hanya manusia yang merasakan keberkahan Rasulullah saw, tetapi juga makhluk lain, termasuk pohon kurma yang ikut merasakan cinta dan kerinduan kepadanya.
Rasulullah saw tidak hanya peduli terhadap manusia, tetapi juga terhadap seluruh ciptaan Allah. Ini menjadi teladan bagi umat Rasulullah saw untuk selalu menyayangi dan menjaga makhluk di sekitarnya.
Pohon kurma menangis karena kehilangan kesempatan untuk dekat dengan Rasulullah saw. Ini menjadi pelajaran bagi umat Islam untuk selalu mendekatkan diri kepada ajaran beliau dan tidak menjauh dari nilai-nilai Islam.
Kisah pohon kurma menangis ini terus dikenang sebagai salah satu bukti kecintaan dan keberkahan yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw, serta menjadi inspirasi bagi umat Islam dalam meneladani akhlak beliau. (Fikah)
ADVERTISEMENT