Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kisah Wafatnya Abu Thalib, Pelindung Nabi yang Pergi dalam Keadaan Memilukan
7 Maret 2025 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Abu Thalib adalah sosok pelindung setia yang selalu membela Rasulullah dari ancaman kaum Quraisy.
Kepergiannya menjadi pukulan berat karena pada saat yang sama, tekanan terhadap Nabi semakin meningkat.
Kisah Wafatnya Abu Thalib
Mengutip dari nu.or.di, kisah wafatnya Abu Thalib terjadi pada tahun kesepuluh kenabian, ketika usianya telah lanjut dan kesehatannya mulai memburuk.
Sejak sakit, kaum Quraisy terus berusaha mempengaruhinya agar berhenti mendukung Nabi Muhammad .
Pada saat-saat terakhir hidupnya, para pemuka Quraisy mendatanginya dan meminta agar ia tidak lagi melindungi Nabi.
Mereka berharap, jika Abu Thalib menghentikan perlindungan itu, dakwah Islam bisa dipadamkan. Namun, Abu Thalib tetap teguh dan menolak permintaan mereka.
Saat-saat menjelang ajalnya, Nabi Muhammad berada di sisinya dan membujuknya untuk mengucapkan syahadat.
ADVERTISEMENT
Rasulullah dengan penuh harapan berbisik, meminta pamannya agar mengucapkan kalimat tauhid sebagai bukti keimanan sebelum wafat.
Akan tetapi, di sekeliling Abu Thalib juga hadir Abu Jahal dan beberapa tokoh Quraisy lainnya yang terus mempengaruhinya. Mereka mengingatkan Abu Thalib agar tetap setia pada agama leluhurnya.
Dalam keadaan tertekan dan lemah, kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya mengindikasikan bahwa ia tetap berada dalam keyakinan nenek moyangnya.
Wafatnya Abu Thalib membawa dampak besar bagi Rasulullah dan dakwah Islam. Sejak kepergiannya, tekanan dari kaum Quraisy semakin keras terhadap Nabi dan para pengikutnya.
Abu Thalib yang sebelumnya menjadi perisai kini telah tiada, membuat kaum Quraisy lebih leluasa untuk menindas kaum Muslimin.
Tidak lama setelah wafatnya Abu Thalib, Siti Khadijah juga meninggal dunia, membuat tahun itu dikenang sebagai "Tahun Kesedihan" bagi Nabi Muhammad.
ADVERTISEMENT
Status keimanan Abu Thalib menjadi perdebatan di kalangan ulama. Sebagian berpendapat bahwa ia meninggal dalam keadaan tidak beriman karena tidak mengucapkan syahadat sebelum wafat.
Namun, sebagian ulama lain meyakini bahwa Abu Thalib tetap beriman di dalam hatinya, tetapi enggan mengucapkannya secara terbuka karena tekanan dari Quraisy.
Mereka berargumen bahwa perlindungan dan pengorbanan Abu Thalib bagi Nabi menunjukkan tanda keimanan yang kuat.
Kisah wafatnya Abu Thalib memberikan pelajaran tentang kesetiaan, pengorbanan, dan keteguhan hati dalam menghadapi tekanan. Kepergiannya membawa perubahan besar dalam perjalanan dakwah Islam, menandai fase baru perjuangan Rasulullah. (Khoirul)
ADVERTISEMENT