Konten dari Pengguna

Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984 dalam Catatan Sejarah Indonesia

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
2 Juli 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984. Sumber: Unsplash.com/Joanna Kosinska
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984. Sumber: Unsplash.com/Joanna Kosinska
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa Tanjung Priok merupakan salah satu bentrok besar dalam catatan sejarah Indonesia. Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984 bermula dari perselisihan antara masyarakat dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
ADVERTISEMENT
Pada masa itu, Babinsa meminta warga untuk mencopot propaganda dalam bentuk spanduk dan brosur yang tidak sesuai dengan Pancasila. Namun, warga tidak melakukannya sehingga kesalahpahaman pun menjadi panjang.

Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984

Ilustrasi Kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984. Sumber: Unsplash.com/Eduardo Olszewski
Peristiwa Tanjung Priok merupakan bentrok besar yang pernah terjadi di Indonesia. Bentrokan tersebut bermula dari selisih paham antara masyarakat dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Kejadian itu berlangsung pada tahun 1984. Berikut kronologi Peristiwa Tanjung Priok 1984 di Indonesia:

A. Instruksi untuk Warga

Banyak versi yang disebut sebagai pangkal peristiwa Tanjung Priok 1984. Namun, mengutip dari buku Melawan Konspirasi Global di Teluk Jakarta, Aminuddin dan Ahmad (2018: 20), yang paling terkemuka adalah perseteruan antara umat Islam dan rezim Orde Baru.
Kenyataan yang sebenarnya dari Peristiwa Tanjung Priok 1984 adalah selisih paham antara masyarakat dengan Babinsa. Pada masa itu, Babinsa meminta warga untuk mencopot spanduk serta brosur yang tidak selaras dengan Pancasila.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Orde Baru saat itu melarang segala bentuk paham yang anti dengan Pancasila. Namun, warga tidak mengikuti permintaan Babinsa.

B. Babinsa Mencopot Spanduk

Setelah dua hari dari permintaan pencopotan spanduk dan brosur, warga tidak juga mencopotnya. Babinsa pun mengambil langkah dengan mencopotnya sendiri.
Namun, ketika mencopot spanduk serta brosur, petugas Babinsa melakukan pencemaran terhadap masjid. Pencemaran tersebut berupa tidak melepas alas kaki ketika masuk ke masjid.
Perilaku tersebut membuat masyarakat tersulut. Pengurus masjid pun mencoba untuk menenangkan masyarakat, tetapi masyarakat terlewat emosi dan membakar sepeda motor dari petugas Babinsa.
Pelaku pembakaran itu akhirnya ditangkap oleh aparat. Keesokan harinya, yakni 11 September 1984, masyarakat mencoba meminta bantuan Amir Biki selaku tokoh setempat untuk menyelesaikan masalah.
ADVERTISEMENT

C. Perselisihan Kian Memburuk

Amir Biki beserta beberapa warga mencoba untuk mengadakan pertemuan dan meminta agar orang yang ditangkap itu dilepaskan. Jika tidak dituruti, masyarakat akan mendatangi Kodim.
Kedatangan massa pada masa itu dihadang oleh aparat militer dengan senjata lengkap dan massa kian menuntut pembebasan. Situasi memanas dan akhirnya korban jiwa pun berjatuhan.
Jadi, kronologi peristiwa Tanjung Priok 1984 bermula dari bentrok antara masyarakat dengan Bintara Pembina Desa (Babinsa). Inti dari permasalahan tersebut adalah selisih paham antara masyarakat dengan Babinsa. (AA)