Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kronologi Sejarah Sekolah Kejuruan dari Revolusi Industri hingga Era Modern
18 September 2024 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kronologi sejarah sekolah kejuruan menunjukkan perjalanan panjang institusi pendidikan ini di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sekolah kejuruan, yang dikenal dengan sebutan SMK , telah menjadi pilihan utama selain SMA dan terus berkembang mengikuti kebutuhan zaman.
Memahami perkembangan ini penting untuk melihat bagaimana sekolah kejuruan beradaptasi dari masa ke masa.
Kronologi Sejarah Sekolah Kejuruan
Mengutip dari smkgarnus.sch.id, pada masa penjajahan Belanda, sekolah kejuruan sudah ada dengan berbagai corak, termasuk corak kewanitaan, teknik, dan pertanian.
Ambachts School, yang didirikan di Surabaya pada tahun 1853, adalah contoh awal sekolah teknik yang ditujukan untuk anak-anak Indo dan Belanda yang bekerja di siang hari.
Kemudian, pada tahun 1876, Burger Avond School dibentuk dengan masa pendidikan dua tahun dan merupakan gabungan antara sekolah pertukangan dan Hoogere Burger School (HBS).
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1885, sekolah ini berdiri sendiri, dengan durasi pendidikan empat tahun dan meluas ke berbagai bidang teknik.
Sekolah ini kemudian berubah nama menjadi Koningin Emma School (KES) pada tahun 1912.
Selain itu, Europeese Ambacht School, yang didirikan pada tahun 1900, juga menawarkan pendidikan teknik selama tiga tahun dalam bahasa Belanda.
Selama perkembangan berikutnya, sekolah-sekolah ini mengalami berbagai perubahan signifikan.
Koningin Wilhelmina School (KWS), yang didirikan pada tahun 1901, awalnya memiliki durasi pendidikan tiga tahun, yang kemudian diubah menjadi empat tahun pada tahun 1913.
Jurusan di KWS juga berkembang, dengan pemisahan jurusan bangunan sipil pada tahun 1921 dan pengembangan jurusan mesin pada tahun 1926.
Setelah penjajahan Belanda, zaman Jepang memperkenalkan kembali Sekolah Pertukangan, seperti STM Ciroyom di Bandung, yang menawarkan jurusan mesin, listrik, dan bangunan dengan durasi pendidikan tiga tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah kemerdekaan, perhatian terhadap sekolah kejuruan meningkat pada tahun 1970-an, dengan kurikulum yang lebih terarah untuk mempersiapkan tenaga kerja siap pakai.
Kurikulum yang diperkenalkan pada era ini berfokus pada pengembangan keterampilan praktis dan meningkatkan jam praktik di sekolah.
Kronologi sejarah sekolah kejuruan menunjukkan bagaimana institusi ini terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan industri dan pasar tenaga kerja.
Dengan berbagai kurikulum yang diperbarui dan kerjasama yang erat dengan dunia industri, sekolah kejuruan berperan penting dalam mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.