Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Lambang Kerajaan Majapahit yang Erat Kaitannya dengan Agama Hindu
5 Maret 2024 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, dalam kehidupan beragama masa Majapahit konon berkembang kepercayaan terhadap dewa-dewa di antaranya dewa matahari.
Lambang Kerajaan Majapahit yang Erat Kaitannya dengan Agama Hindu
Kepercayaan terhadap dewa matahari sungguh populer dalam kehidupan keagamaan Majapahit yang dibuktikan dengan banyaknya simbol-simbol yang dapat dihubungkan dengan matahari atau surya.
Di antara simbol-simbol surya yang cukup dikenal adalah lambang "Surya Majapahit", seperti yang terdapat di Candi-candi Penataran, candi Rimbi, dan Candi Jabung.
Ciri utama lambang "Surya Majapahit" adalah adanya satu unsur yang selalu berada di tengah sebagai pusat, dikelilingi garis atau sinar yang berjumlah empat atau kelipatannya.
Maka lambang "Surya Majapahit" disusun sesuai arah mata angin. Pemujaan Dewa Surya dalam keagamaan Majapahit juga dipengaruhi oleh konsep pemujaan terhadap matahari berkembang, sebelum agama Siwa menjadi agama negara.
ADVERTISEMENT
Pemujaan matahari atau anggapan sebagai keturunan Dewa Matahari telah dikembangkan oleh pendukung budaya Megalitik, seperti yang sekarang yang masih dianut oleh beberapa suku di wilayah Indonesa.
Suku bangsa yang masih melakukan pemujaan dewa matahari di antaranya adalah suku bangsa yang tinggal di wilayah Pulau Timor, Kei, Seram, dan Pulau Sumba.
Dalam konsep tersebut anggapan yang berlaku yaitu matahari mempunyai kekuatan magis, yang dipancarkan ke seluruh alam sekitarnya.
Berpegang dasar konsep tersebut, arah matahari terbit juga dianggap memiliki potensi besar sebagai sumber kehidupan. Sementara arah matahari terbenam dianggap sebagai arah menuju kematian atau berkurangnya kekuatan.
Ungkapan konsep kepercayaan tersebut dinyatakan dalam penentuan orientasi dalam penguburan mayat.
Orientasi peletakan mayat ketika dikuburkan diarahkan ke timur - barat atau barat-timur, sesuai dengan anggapan kedua arah tersebut merupakan arah yang bersifat magis.
ADVERTISEMENT
Penempatan mayat dengan kepala di timur merupakan refleksi dari anggapan arah timur merupakan tempat asal lahirnya nenek moyang.
Dengan demikian penguburan dengan peletakan kepala di timur dimaksudkan supaya arwah orang yang meninggal dapat kembali menuju tempat asal.
Sedangkan penguburan dengan peletakkan kepala di arah barat sesuai dengan anggapan bahwa barat adalah arah yang mendekat pada kematian.
Demikian penjelasan lambang Kerajaan Majapahit yang erat kaitannya dengan agama Hindu . (ARH)